JAKARTA, Memoindonesia.co.id – Anggota DPR yang juga anak mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL), Indira Chunda Thita, mengakui pernah menerima fasilitas tiket pesawat dari Kementerian Pertanian (Kementan). Pengakuan ini disampaikan Thita saat bersaksi dalam sidang lanjutan kasus gratifikasi dan pemerasan.
“Apakah Saudara saksi pernah juga mendapatkan fasilitas tiket pesawat?” tanya jaksa dalam persidangan di PN Tipikor Jakarta, Rabu, 5 Juni 2024.
“Iya, Pak,” jawab Thita.
“Pernah?” tanya jaksa.
“Iya, Pak,” jawab Thita.
“Yang dibayarkan dari Kementan?” tanya jaksa.
“Siap,” jawab Thita.
Hakim kemudian menanyakan apakah Thita juga menikmati fasilitas pembayaran paspor oleh Kementan, yang dibantah oleh Thita. “Apakah Ibu pernah mendapatkan fasilitas berupa pembayaran paspor atau tiket ya dari Kementan?” tanya jaksa.
“Tiket iya, Pak Jaksa,” jawab Thita.
“Paspor?” tanya jaksa.
“Tidak,” jawab Thita.
“Terkait permintaan-permintaan yang sudah saya sebutkan, nah ini ada pada tahun 2022, saksi. Ada di situ pembayaran paspor, seharga Rp 5 juta, saksi tahu ini?” tanya jaksa.
“Tidak, Pak Jaksa,” jawab Thita.
Diketahui, SYL didakwa melakukan pemerasan dan menerima gratifikasi dengan total Rp 44,5 miliar. Dia didakwa bersama dua eks anak buahnya, yakni Sekjen Kementan nonaktif Kasdi dan Direktur Kementan nonaktif M Hatta. Kasdi dan Hatta diadili dalam berkas perkara terpisah.
Selain membayar gaji pembantu, para pejabat Kementan juga harus patungan untuk memenuhi berbagai kebutuhan SYL lainnya, seperti sewa jet pribadi, umrah, perjalanan ke Brasil dan Amerika Serikat, hingga membeli sapi kurban. Selain patungan, pejabat di Kementan membuat perjalanan dinas fiktif. Uang dari perjalanan dinas fiktif itu dicairkan dan digunakan untuk memenuhi berbagai permintaan SYL. HUM/GIT