TANGERANG, Memoindonesia.co.id – Direktur Jenderal Imigrasi Kemenkumham, Silmy Karim, meminta jajarannya untuk memperkuat kerja sama dengan institusi terkait serta meningkatkan kemampuan intelijen guna mendeteksi lebih awal keberangkatan calon pekerja migran ilegal.
Pernyataan ini disampaikan Silmy menyusul ditemukannya ribuan calon pekerja migran Indonesia (CPMI) nonprosedural atau tanpa dokumen legal lengkap.
“Saya minta perkuat kerja sama dengan institusi terkait dan juga penguatan petugas intel dalam mendeteksi lebih awal,” ujar Silmy, Rabu, 18 September 2024.
Silmy menemukan para CPMI ilegal tersebut saat melakukan inspeksi mendadak sebagai petugas konter imigrasi di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Sabtu, 14 September 2024.
Ia juga meminta penambahan personel untuk meningkatkan pelayanan serta pengawasan keimigrasian, termasuk memantau keberangkatan CPMI.
Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Soekarno-Hatta menggagalkan keberangkatan 2.474 CPMI nonprosedural selama periode Januari hingga pertengahan September 2024.
Kepala Bidang TPI Soekarno-Hatta, Bismo Surono, menyebut negara tujuan terbanyak CPMI ilegal adalah Kamboja, Myanmar, dan Malaysia.
“Sebagian besar beralasan ingin bekerja sebagai admin judi online,” kata Bismo.
Data perlintasan TPI Soekarno-Hatta menunjukkan rata-rata 100 hingga 300 CPMI nonprosedural dicegah setiap bulan. Pada Agustus 2024, tercatat angka tertinggi dengan 394 CPMI gagal berangkat. Pada September 2024, sebanyak 189 CPMI nonprosedural telah digagalkan hingga pertengahan bulan.
Pencegahan dilakukan dengan fokus pada tiga negara tujuan, yaitu Kamboja, Myanmar, dan Malaysia, karena tingginya kasus judi online di negara-negara tersebut. Bismo mengimbau masyarakat agar tidak tergiur iming-iming gaji besar di luar negeri. HUM/GIT