JAKARTA, Memoindonesia.co.id – Wakil Ketua Komisi IX DPR Charles Honoris sependapat dengan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X yang menyebut Makan Bergizi Gratis (MBG) cepat basi hingga menyebabkan keracunan akibat jeda memasak yang terlalu lama.
Charles menegaskan jeda yang panjang antara proses memasak dan waktu makan anak-anak menimbulkan risiko kontaminasi bakteri yang sangat tinggi.
“Kalau saya melihatnya begini ya, jeda waktu antara proses masak pukul 02.00 dini hari dengan jam makan siang anak-anak di sekolah itu memang terlalu panjang. Dalam rentang waktu tersebut, risiko makanan terkontaminasi bakteri jadi sangat tinggi, apalagi kalau tidak disimpan dengan suhu yang tepat,” kata Charles, Sabtu 27 September 2025.
Ia menjelaskan banyak negara yang memberi makan anak sekolah memiliki dapur pengolahan dekat dengan lokasi penyajian. Menurutnya, hal itu agar makanan tetap dalam kondisi baik saat disajikan.
“Di banyak negara, standar gizi sekolah itu menekankan agar dapur pengolahan tidak jauh dari tempat penyajian. Tujuannya supaya makanan bisa langsung disajikan dalam kondisi hangat, atau kalaupun harus disimpan, ada pengaturan suhu yang jelas. Ahli gizi juga mengingatkan bahwa makanan harus dijaga di bawah 5°C atau di atas 60°C agar pertumbuhan patogen bisa dicegah,” ujarnya.
Charles menambahkan, salah satu opsi yang bisa dipertimbangkan adalah penyediaan dapur di kantin sekolah agar menu makan bergizi lebih terjamin kualitasnya.
“Jadi menurut saya, salah satu opsi yang layak dipertimbangkan serius adalah penyediaan dapur di kantin sekolah. Dengan begitu, menu makan bergizi bisa lebih terjamin kualitasnya, segar, dan aman bagi anak-anak. Karena pada akhirnya, program baik seperti ini jangan sampai justru menimbulkan masalah kesehatan baru,” lanjutnya.
Lebih jauh, Charles menegaskan pihaknya akan memanggil Badan Gizi Nasional (BGN), Kementerian Kesehatan, dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk membicarakan kasus keracunan MBG.
“Kita akan memanggil BGN, Kemenkes, dan BPOM untuk rapat di Komisi IX DPR hari Rabu depan. Harapan kita sudah ada solusi untuk mencegah kasus-kasus keracunan terjadi kembali di kemudian hari,” ucap Charles.
Sebelumnya, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X juga menyoroti MBG yang cepat basi hingga menyebabkan keracunan. Ia mencontohkan pengalaman saat menyiapkan makanan di dapur darurat erupsi Merapi.
“Sebetulnya nggak rumit, kenapa keracunan? Nggak usah menggunakan orang kimia gitu, sudah. Masaknya jam setengah 2 pagi, dimakan jam 08.00 saja sudah mesti wayu (basi). Udah. Itu airnya disendok begini sudah mulur itu. Udah itu pasti,” kata Sultan dalam sambutannya di DPKP DIY, Jumat 26 September 2025. HUM/GIT