JAKARTA, Memoindonesia.co.id – KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya resmi diberhentikan dari jabatan Ketua Umum PBNU menyusul konflik internal yang menuntut pengunduran dirinya.
PBNU menerbitkan surat edaran resmi pada 26 November 2025, yang menyatakan Gus Yahya kehilangan seluruh hak, wewenang, dan atribut jabatan sejak pukul 00.45 WIB.
Untuk sementara, posisi Ketua Umum PBNU diisi oleh Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, yang akrab disapa Kiai Miftah. Lahir di Surabaya pada 30 Juni 1953, Kiai Miftah merupakan anak kesembilan dari 13 bersaudara dari pasangan KH Abdul Ghoni dan Hj Siti Ashfiyah.
Ayahnya adalah pengasuh Pondok Pesantren Tahsinul Akhlaq Rangkah, sehingga Kiai Miftah tumbuh dalam lingkungan pesantren.
Kiai Miftah menempuh pendidikan di beberapa pesantren, termasuk Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan, dan Pondok Pesantren Lasem, Jawa Tengah.
Ia juga menimba ilmu di Majelis Ta’lim Sayyid bin Alawi al-Makki al-Maliki di Malang. Kepiawaiannya membuat Syekh Masduki menjadikannya menantu.
Di Surabaya, Kiai Miftah mendirikan Pondok Miftachussunnah di Kedung Tarukan dan membuka pengajian yang awalnya hanya berniat menempati kediaman kakeknya.
Lewat akhlak dan ilmu yang dimilikinya, Kiai Miftah berhasil mengubah pandangan masyarakat sekitar yang sebelumnya kurang ramah terhadap dakwah.
Jejak Perjalanan Organisasi Kiai Miftah:
- Pengurus Cabang NU Surabaya: 2000–2005
- Rais Syuriyah PWNU Jawa Timur: 2007–2013, 2013–2018
- Wakil Rais Aam PBNU: 2015–2020
- Pj Rais Aam PBNU: 2018–2020
- Rais Aam PBNU masa khidmah: 2022–2027
Kiai Miftah dikenal kharismatik, menekankan adab, dan bersikap sederhana dalam melayani tamu. Ia pernah mendapat penghargaan sebagai salah satu dari 500 tokoh Muslim berpengaruh dunia versi Administration of Religious Affairs, The Royal Islamic Strategic Studies Center, Amman, Yordania. HUM/GIT

