JAKARTA, Memoindonesia.co.id – Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) menghadiri sidang Komisi Kode Etik Polri (KKEP) terhadap Bripka Rohmat, sopir kendaraan taktis (rantis) Brimob Polda Metro Jaya yang melindas Affan Kurniawan, pengemudi ojek online (ojol), hingga tewas.
Komisioner Kompolnas Ida Oetari menyebut salah satu pertimbangan dalam sidang adalah adanya blind spot pada rantis yang dikemudikan Rohmat.
“Pada saat melaksanakan tugasnya ada beberapa kondisi di mana yang bersangkutan tidak bisa melihat kondisi riil di lapangan, termasuk karena adanya blind spot di rantis itu sendiri,” ujar Ida di Gedung TNCC Polri, Jakarta, Kamis 4 September 2025.
Ida menjelaskan bahwa semua kendaraan besar memiliki titik buta, termasuk rantis Brimob. Kondisi makin diperparah karena spion kiri rantis rusak, sehingga memperluas area blind spot yang tidak terpantau pengemudi.
“Ini salah satu yang memengaruhi sehingga Bripka R tidak secara sengaja menggilas korban,” tambahnya.
Meski demikian, Ida memastikan proses sidang etik berjalan lancar. Ia juga menyampaikan belasungkawa sekaligus permohonan maaf dari Bripka Rohmat kepada keluarga korban.
Dalam putusan sidang KKEP, Bripka Rohmat dijatuhi sanksi demosi selama 7 tahun. Hingga kini, ia belum memutuskan apakah akan menerima putusan atau mengajukan banding.
Selain Rohmat, terdapat tujuh anggota Brimob lain yang berada dalam rantis saat insiden terjadi. Mereka terbagi dalam dua kategori pelanggaran:
Pelanggaran Etik Berat:
1. Bripka Rohmat (sopir rantis) → Demosi 7 tahun
2. Kompol Kosmas K Gae (duduk di kursi kemudi) → Sanksi PTDH (Pemberhentian Tidak Dengan Hormat)
Pelanggaran Etik Sedang: (duduk di kursi belakang rantis, sidang menyusul)
1. Aipda M Rohyani
2. Briptu Danang
3. Briptu Mardin
4. Baraka Jana Edi
5. Baraka Yohanes David
Sidang etik untuk Kompol Kosmas sudah digelar sehari sebelumnya, Rabu 3 September 2025, dengan putusan pemecatan tidak hormat. Sementara sidang untuk kategori sedang akan dilaksanakan setelah putusan kategori berat rampung. HUM/GIT