JAKARTA, Memoindonesia.co.id – Pelarian terduga tindak pidana tindak pidana perdagangan orang (TPPO) hingga pencucian uang asal Filipina, Alice Guo alias AG (34), di Negara Indonesia, berkahir dengan pemulangan paksa (deportasi) ke negara asalnya.
Dikawal petugas Ditjen Imigrasi bersama Biro Investigasi Nasional Filipina dan Biro Imigrasi Filipina, terduga pelaku diberangkatkan melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang, Kamis, 5 September 2024.
Direktur Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian, Saffar Muhammad Godam menyampaikan, Direktorat Jenderal Imigrasi berkomitmen melakukan pemberantasan kejahatan transnasional yang berkontribusi pada pengamanan kawasan ASEAN dari 13 transnational crime. Sebagaimana disepakati dalam pertemuan Dirjen Imigrasi se-ASEAN di forum DGICM pada Agustus lalu.

“Kami menerima surat dari Biro Imigrasi Filipina pada 19 Agustus 2024 perihal perhatian khusus kepada 4 orang warga negara Filipina yang diduga terlibat tindak pidana keimigrasian berupa pemalsuan identitas pada dokumen perjalanan dan tindak pidana perdagangan orang. Berdasar pada surat tersebut, Ditjen Imigrasi menerapkan cekal pada AG beserta kawanannya yakni SG, WG dan KO,” kata Godam dikonfirmasi ulang, Jumat, 6 September 2024.
Godam melanjutkan, AG juga telah menjalani pemeriksaan oleh kepolisian RI terkait dugaan tindak kriminal yang dilakukannya sebelum dideportasi.
“AG dideportasi kemarin sekitar pukul 18.00 WIB, bekerja sama dengan Biro Investigasi Nasional dan Biro Imigrasi Filipina. Selanjutnya, AG akan melanjutkan proses hukum di negaranya,” sambung mantan Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Kepulauan Riau (Kepri) ini.
Selain AG, komplotannya adalah SG (Perempuan, 40 tahun) dan KO (Perempuan, 24 tahun) yang juga masuk dalam DPO Pemerintah Filipina telah ditangkap oleh Petugas Imigrasi di Batam Center, Kepulauan Riau, pada 22 Agustus 2024.
Mereka berhasil ditemukan melalui pemeriksaan dan penelusuran pada Aplikasi Pelaporan Orang Asing. Petugas mendapati seorang berinisial ZJ (WN Singapura) yang melakukan pemesanan empat Kamar di sebuah Hotel di Batam Center selama tiga hari terakhir.
Dari hasil pengecekan CCTV didapati ZJ adalah pihak yang membantu SG dan KO untuk reservasi hotel. SG dan KO kemudian dibawa ke Direktorat Wasdakim Ditjen Imigrasi pada Rabu (21/08/2024). Keesokan harinya, Kamis (22/08/2024) kedua WNA tersebut dideportasi, dengan dikawal oleh Biro Investigasi Nasional Filipina dan Biro Imigrasi Filipina.
“Kami bersama dengan Kepolisian RI terus melakukan pengejaran terhadap WG. Pemerintah Indonesia dan Filipina terus berkoordinasi untuk segera mengamankan WNA tersebut,” pungkas mantan Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Soekarno-Hatta ini. HUM/CAK