JAKARTA, Memoindonesia.co.id – Keluarga terpidana dalam kasus Vina Cirebon mendatangi Bareskrim Markas Besar (Mabes) Polri untuk melaporkan ketua RT setempat, Pasren, yang diduga memberikan keterangan palsu.
Mereka didampingi mantan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, dan kuasa hukum dari Peradi, Rully Pangabean. Laporan ini teregister dengan nomor LP/B/208/VI/2024/SPKT/BARESKRIM, tertanggal 25 Juni 2024.
Rully Pangabean menjelaskan bahwa laporan diajukan oleh perwakilan keluarga terpidana, Aminah. Laporan ini menuduh Pasren, RT di wilayah rumah Aminah, memberikan keterangan palsu di bawah sumpah.
“LP terkait dengan kesaksian palsu yang dilakukan Pak Pasren selaku RT di wilayah Ibu Aminah beserta anaknya yang kita duga memberikan keterangan palsu yang dibuat di bawah sumpah,” kata Rully kepada wartawan di Bareskrim Polri, Selasa, 25 Juni 2024.
Rully menyebut pihaknya telah membawa sejumlah bukti, termasuk putusan pengadilan dan kesaksian yang menunjukkan para terpidana berada di rumah Pasren pada malam kejadian pembunuhan Vina Cirebon.
“Kita sudah membawa bukti berupa putusan pengadilan, saksi-saksi, dan keterangan dari tetangganya bahwa pada malam 27 Agustus 2016 mereka ada di rumah Pak Pasren,” ucapnya.
Namun, Pasren dalam kesaksiannya menyatakan bahwa para terpidana tidak berada di rumahnya saat malam kejadian, yang dianggap sebagai keterangan palsu oleh pihak pelapor.
Pengadilan Negeri (PN) Cirebon telah memvonis tujuh orang dengan hukuman penjara seumur hidup: Rivaldi Aditya Wardana, Eko Ramadhani, Jaya, Supriyanto, Eka Sandi, Hadi Saputra, dan Sudirman. Seorang anak di bawah umur berinisial ST divonis dengan hukuman delapan tahun penjara.
Kasus ini bermula dari penyelidikan polisi atas pembunuhan yang terjadi pada Sabtu, 27 Agustus 2016, pukul 22.00 WIB. Awalnya, polisi menduga korban tewas akibat kecelakaan lalu lintas, namun kemudian mengungkap bahwa ini adalah kasus pembunuhan dan menangkap para pelaku.
Para pelaku diadili di PN Cirebon pada Mei 2017. Jaksa penuntut umum (JPU) menuntut hukuman mati, namun majelis hakim PN Cirebon memvonis hukuman seumur hidup. HUM/GIT