JAKARTA, Memoindonesia.co.id – Layanan imigrasi terganggu akibat serangan siber ransomware yang menargetkan Pusat Data Nasional (PDN). Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly, mengumumkan bahwa layanan imigrasi sementara dipindahkan ke Amazon Web Services (AWS).
“Ya kita terpaksa migrasi dulu ke, apa, AWS (Amazon Web Services),” ujar Yasonna di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin, 24 Juni 2024.
Menurutnya, pemindahan layanan imigrasi ini merupakan solusi darurat. Pihaknya masih menunggu perbaikan gangguan di Pusat Data Nasional.
“Jadi menunggu PDN baik kita harus emergency apa, solusi emergency. Jadi kita pakai apa, yang Amazon dulu,” tutur Yasonna.
Ia tidak menetapkan target waktu penggunaan AWS untuk layanan imigrasi. Yang terpenting, kata dia, adalah menunggu PDN kembali normal.
“Ya kita tunggu aja PDN-nya,” sambungnya.
Sebelumnya, Ketua Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Hinsa Siburian, mengungkapkan bahwa serangan siber tersebut terjadi di Pusat Data Nasional Sementara yang lokasinya ada di Surabaya, Jawa Timur.
“Perlu kami sampaikan insiden Pusat Data Sementara inilah dalam bentuk ransomware dengan nama Brain Cipher. Ransomware ini adalah pengembangan terbaru dari Ransomware LockBit 3.0,” ujar Hinsa, Senin, 24 Juni 2024.
Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi, mengonfirmasi adanya permintaan uang tebusan dari peretas.
“Menurut tim, (uang tebusan) 8 juta dolar,” ujar Budi Arie di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 24 Juni 2024, saat menjawab pertanyaan wartawan tentang permintaan uang tebusan di balik serangan ransomware tersebut. HUM/GIT