MUSI BANYUASIN, Memoindonesia.co.id – Polda Sumatra Selatan (Sumsel) resmi menetapkan Eeng Praza (48) sebagai tersangka dalam kasus perampokan sadis yang mengakibatkan kematian rekan bisnisnya, Heri (40), beserta keluarganya di Musi Banyuasin (Muba). Fakta baru mengungkap bahwa Eeng ternyata sering tinggal dan menginap di rumah korban.
Wadirreskrimum Polda Sumsel, Kombespol Tulus Sinaga, mengungkapkan temuan ini dalam konferensi pers di Mapolda pada Senin, 1 Januari 2024. Tulus menilai aksi kejahatan Eeng sebagai tindakan kejam yang merenggut nyawa keempat korban.
“Menurut kita aksi pelaku terhadap korban ini cukup kejam. Pelaku dan korban saling mengenal, bahkan pernah bertransaksi jual beli handphone. Pelaku juga sering tinggal dan menginap di rumah korban. Modal bisnis handphone senilai Rp 35 juta ditanamkan pelaku kepada korban,” katanya.
Pada pagi hari sebelum peristiwa pada Sabtu, 16 Desember 2023, sekitar pukul 09.00 WIB pelaku mendatangi kediaman korban dengan maksud menagih hasil penjualan handphone dan modal yang telah ditanamkan sebelumnya. Namun, korban merespons di luar dugaan Eeng. Terjadi perkelahian, dan Eeng menggunakan kayu bakar di lokasi untuk memukul korban H berkali-kali hingga menyebabkannya meninggal.
Rumah tersebut juga dihuni oleh ibu Heri, Zura alias Masturo (70). Setelah mengetahui kejadian, Zura berteriak meminta pertolongan. Eeng spontan memukul Zura dengan kayu yang sama, kemudian mengekang kedua tangannya hingga Zura juga meninggal dunia.
“Tak lama setelah kejadian itu, kedua anak H yang menyaksikan kejadian tersebut mencoba melarikan diri, terlihat oleh pelaku. Kedua anak tersebut kemudian dipukul dengan kayu, yang pertama perempuan, kemudian yang kedua laki-laki. Salah satu anak laki-laki ditendang hingga masuk ke dalam septic tank, menyebabkan kematian mereka semua,” ungkap Tulus.
Setelah korban meninggal, Eeng mengambil uang tunai korban sebesar Rp 1,5 juta dan 3 unit handphone sebelum melarikan diri. Pada Rabu, 20 Desember 2023, jasad korban ditemukan dalam kondisi membusuk setelah warga mencium bau tak sedap dari rumah korban.
Tim Gabungan Unit 4 Subdit Jatanras Polda Sumsel dan Satreskrim Polres Muba berhasil menangkap Eeng saat bersembunyi di kediaman keluarganya di Dusun Mudo, Desa Sekumbung, Kecamatan Taman Rajo, Kabupaten Muaro Jambi, pada Minggu, 31 Desember 2023, sekitar pukul 04.00 WIB.
Tulus mengakui bahwa pihaknya masih terus melakukan pendalaman terkait perampokan tersebut, termasuk pencarian barang bukti seperti handphone korban yang dilaporkan dibuang oleh Eeng ke sungai dan sepeda motor yang sebelumnya dikabarkan dibawa kabur oleh korban.
“Atas perbuatannya, Eeng resmi ditahan dan dijerat pasal berlapis, yakni Pasal 338 KUHPidana dan Pasal 365 ayat 3 KUHPidana, dengan ancaman hukuman 20 tahun penjara,” tuturnya.
Dalam pengakuan Eeng, peristiwa tersebut bermula dari ketidaksepakatan bisnis handphone dengan Heri yang tidak kunjung selesai. Eeng mengaku dipukul duluan oleh Heri karena masalah bisnis.
“Sudah tiga kali jual handphone, tapi keuntungan yang dijanjikan tidak pernah saya dapat. Semua ini terjadi karena emosi dan kekecewaan saya karena khilaf,” ujarnya.
Selama melarikan diri, Eeng mengakui tidak menyerahkan diri ke polisi karena kebingungan. Ia juga mengakui aksinya membunuh nenek Zura dan dua anak Heri yang masih kecil dilatarbelakangi oleh ketakutan aksi kejamnya terbongkar.
“Dia nekat melakukan pembunuhan karena takut rahasianya terbongkar. Ini dilakukan karena emosi sesaat dan hilang kendali,” tambah Tulus. CAK/RAZ