SIDOARJO, Memoindonesia.co.id – Pengadilan Negeri Surabaya, menjatuhkan hukuman 6 bulan penjara dan denda Rp 10 juta kepada Yu Wen (36), alias Wang Yali, atas pemalsuan paspor terkait ujian bahasa IELTS di Surabaya, Juli 2023.
Kepala Bidang Intelijen dan Penindakan Keimigrasian (Inteldakim) Kantor Imigrasi Surabaya Kelas I Khusus TPI Surabaya, Kanwil Kemenkumham Jatim, Muhammad Novrian mengatakan, tindakan ini sebagai komitmen terhadap penegakan hukum.
Ia memastikan, hanya orang asing yang memberikan manfaat yang dapat masuk dan tinggal di wilayah Kantor Imigrasi Surabaya.
“Tindakan pro justitia oleh Imigrasi Surabaya merupakan bentuk penegakan hukum terhadap warga asing yang melanggar hukum imigrasi di Surabaya,” tekan Novrian mendampingi Kakanimsus Surabaya, Chicco Ahmad Muttaqin, Senin, 11 Desember 2023.
Novrian mengungkap, kasus ini dimulai dari laporan masyarakat kepada Imigrasi Surabaya yang meragukan keaslian paspor yang digunakan saat mendaftar ujian Bahasa Inggris IELTS pada 3 Juli 2023.
“Hasil laporan tersebut memicu penyidikan oleh Pegawai Negeri Sipil Imigrasi Surabaya, dengan menemukan barang bukti seperti handphone, dua paspor Tiongkok dengan identitas berbeda, serta tiket pesawat,” tambah alumni
Akademi Imigraai angkatan ke-6 ini.
Novrian menjelaskan, kemampuan bahasa Inggris terpidana dieksploitasi untuk pemalsuan paspor oleh pihak asing. Yu Wen mengakui perannya sebagai joki ujian bahasa Inggris, diinstruksikan dari luar negeri dengan imbalan 10.000 RMB atau sekitar Rp 21 juta, jika berhasil lulus dengan nilai minimal 6,5.
Atas pelanggarannya, Yu Wen dijerat Pasal 119 ayat (2) dan Pasal 121 huruf (b) Undang-Undang Imigrasi RI No. 6 Tahun 2011.
“Berkas perkara diserahkan ke kejaksaan pada Oktober lalu. Yu Wen mulai menjalani persidangan pada November, dan pada 6 Desember, menerima vonis setelah sebelumnya ditahan di rutan perempuan Sidoarjo,” pungkasnya.
Imigrasi Surabaya Kelas I Khusus TPI, Kanwil Kemenkumham Jatim, tetap komitmen dalam menegakkan hukum imigrasi terhadap pelanggar asing. HUM/CAK