MemoIndonesia.co.id
  • Beranda
  • Nasional
  • Pemerintahan
  • Politik
  • Hukum
  • Ekbis
  • Pendidikan
  • Seni Budaya
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Indeks
MemoIndonesia.co.id
  • Beranda
  • Nasional
  • Pemerintahan
  • Politik
  • Ekbis
  • Hukum
  • Gaya Hidup
  • Foto
  • Indeks
Search
  • Kategori Berita
    • Nasional
    • Pemerintahan
    • Politik
    • Hukum
    • Peristiwa
    • Pendidikan
    • Ekbis
    • Seni Budaya
    • Olahraga
    • Religi
    • Gaya Hidup
    • Hiburan
  • Link Terkait
    • Redaksi
    • Tentang Kami
    • Kontak
    • Disclaimer
    • Privacy Policy
    • Pedoman Media Siber
Have an existing account? Sign In
Follow US
Copyright 2023 - MemoIndonesia.co.id

Pakubuwono XIII Mangkat, Sosok Raja Solo yang Menyatukan Kembali Trah Mataram

Publisher: Redaktur 3 November 2025 4 Min Read
Share
Sri Susuhunan Pakubuwono XIII semasa hidupnya dikenal sebagai raja yang berupaya menjaga kehormatan dan persatuan keluarga besar Keraton Kasunanan Surakarta.
Ad imageAd image

SOLO, Memoindonesia.co.id  –  Kabar duka menyelimuti Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Sri Susuhunan Pakubuwono (PB) XIII wafat pada Minggu pagi 2 November 2025 setelah menjalani perawatan medis sejak 20 September lalu.

Contents
Awal Kehidupan dan Latar BelakangKonflik Suksesi Keraton SoloUpaya Rekonsiliasi dan KepemimpinanWarisan dan Akhir Perjalanan

Kabar tersebut dikonfirmasi oleh kuasa hukumnya, KPAA Ferry Firman Nurwahyu Pradotodiningrat, yang menyebut bahwa PB XIII tutup usia dalam perawatan rumah sakit.

Pakubuwono XIII dikenal sebagai sosok pemimpin yang berupaya menjaga wibawa dan kehormatan keraton di tengah masa sulit. Selama dua dekade kepemimpinannya, ia berhasil memulihkan hubungan keluarga besar Kasunanan Solo setelah bertahun-tahun dilanda perpecahan pascawafatnya PB XII.

Awal Kehidupan dan Latar Belakang

Sri Susuhunan Pakubuwono XIII lahir di Surakarta pada 28 Juni 1948 dengan nama kecil Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Hangabehi. Ia merupakan putra sulung dari PB XII, raja Keraton Solo sebelumnya.

Baca Juga:  Jokowi Melayat PB XIII di Keraton Solo, Sampaikan Duka Mendalam

PB XII memiliki enam istri dan 35 anak, membuat persoalan penerus takhta menjadi kompleks. Sejak kecil, Hangabehi tumbuh dalam lingkungan bangsawan yang menjunjung tinggi tata krama dan nilai-nilai luhur budaya Jawa.

Sebelum dinobatkan menjadi raja, ia aktif dalam urusan adat istana dan kehidupan internal keraton. Sebagai putra tertua, Hangabehi dianggap calon pewaris sah takhta. Namun, setelah PB XII wafat pada 11 Juni 2004, konflik suksesi pun muncul.

Konflik Suksesi Keraton Solo

Pasca wafatnya PB XII, dua tokoh muncul sebagai calon penerus: KGPH Hangabehi dan KGPH Tejowulan.
Melalui rapat Forum Komunikasi Putra Putri (FKPP) PB XII pada 10 Juli 2004, keluarga besar menetapkan Hangabehi sebagai penerus. Namun, sebelum penobatan berlangsung, sebagian keluarga lain menobatkan Tejowulan sebagai raja pada 31 Agustus 2004.

Baca Juga:  Pemakaman Raja Keraton Solo Pakubuwono XIII Digelar 5 November di Imogiri

Perseteruan kian memanas hingga sempat terjadi bentrokan di lingkungan keraton. Meski begitu, penobatan Hangabehi tetap digelar pada 10 September 2004 di Bangsal Manguntur Tangkil, Sitihinggil Lor, dan dihadiri perwakilan bangsawan serta duta besar negara sahabat.

Upaya Rekonsiliasi dan Kepemimpinan

Memimpin di tengah perpecahan bukan perkara mudah bagi PB XIII. Ia terus berupaya menyatukan kembali keluarga besar Keraton Solo dan menjaga pelestarian budaya Jawa.

Pada peringatan jumenengan tahun 2009, PB XIII menampilkan tari sakral Bedhaya Ketawang, dan momen tersebut menjadi bersejarah karena dihadiri Tejowulan.
Upaya rekonsiliasi akhirnya mencapai puncak pada tahun 2012 melalui mediasi DPR RI, Pemerintah Kota Surakarta di bawah kepemimpinan Joko Widodo, serta perwakilan keluarga besar.

Baca Juga:  PB XIII Akan Dimakamkan di Imogiri, Abdi Dalem Siapkan Upacara Pemakaman Kerajaan

Dalam kesepakatan damai itu, Tejowulan mengakui Hangabehi sebagai PB XIII yang sah, dan dianugerahi gelar Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Panembahan Agung, serta diangkat sebagai Mahapatih Keraton. Kesepakatan tersebut mengakhiri dualisme kepemimpinan di Kasunanan Solo.

Warisan dan Akhir Perjalanan

Selama masa pemerintahannya, PB XIII dikenal sebagai sosok rendah hati yang konsisten menjaga adat dan tradisi. Ia mendorong pelestarian seni klasik, pembinaan abdi dalem, serta penguatan kegiatan budaya di lingkungan keraton.

Wafatnya PB XIII pada usia 77 tahun meninggalkan duka mendalam bagi masyarakat Surakarta dan keturunan trah Mataram.
Warisan terbesarnya adalah semangat menjaga harmoni di tengah perbedaan, serta upaya meneguhkan nilai-nilai budaya Jawa agar tetap lestari bagi generasi mendatang. HUM/GIT

TAGGED: Keraton Kasunanan Surakarta, Pakubuwono XIII wafat, Raja Keraton Solo, Sri Susuhunan PB XIII, Trah Mataram
Share this Article
Facebook Twitter Pinterest Whatsapp Whatsapp Print
What do you think?
Love0
Sad0
Happy0
Sleepy0
Angry0
Wink0
Leave a comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ad imageAd image

BERITA TERKINI

Kejagung Geledah Sejumlah Lokasi Terkait Dugaan Korupsi Pajak 2016-2020
18 November 2025
Kondisi Pelaku Ledakan SMAN 72 Belum Stabil, Polisi Tunda Pemeriksaan
18 November 2025
Raisa dan Hamish Daud Sepakat Berpisah Baik-Baik
18 November 2025
Olla Ramlan Pamer Piercing Pusar
18 November 2025
Arsul Sani Pamerkan Ijazah Asli di Tengah Tudingan Palsu, Bantah Semua Tuduhan
18 November 2025
Ad imageAd image

NASIONAL

Kejagung Geledah Sejumlah Lokasi Terkait Dugaan Korupsi Pajak 2016-2020
18 November 2025
Kondisi Pelaku Ledakan SMAN 72 Belum Stabil, Polisi Tunda Pemeriksaan
18 November 2025
Arsul Sani Pamerkan Ijazah Asli di Tengah Tudingan Palsu, Bantah Semua Tuduhan
18 November 2025
Walkot Bogor Tanggapi Fotografer SSA yang Kirim Foto Lewat WA: Minta Saling Hargai Privasi
18 November 2025

TERPOPULER

Istri Penasihat Khusus Presiden Wiranto, Uga Wiranto, Meninggal Dunia
17 November 2025
Dea Lipa ‘Sister Hong Lombok’ Akui Dirinya Pria dan Putuskan Tidak Lagi Mengenakan Hijab
16 November 2025
Profil KGPH Mangkubumi, Putra Tertua PB XIII yang Dinobatkan Jadi PB XIV
17 November 2025
Aliansi Pemerhati Konstitusi Laporkan Hakim MK Arsul Sani ke Bareskrim soal Dugaan Ijazah Palsu
16 November 2025

Baca Berita Lainnya:

Kejaksaan

Kejagung Geledah Sejumlah Lokasi Terkait Dugaan Korupsi Pajak 2016-2020

Peristiwa

Kondisi Pelaku Ledakan SMAN 72 Belum Stabil, Polisi Tunda Pemeriksaan

Gaya Hidup

Raisa dan Hamish Daud Sepakat Berpisah Baik-Baik

Gaya Hidup

Olla Ramlan Pamer Piercing Pusar

MemoIndonesia.co.id

Memo Indonesia adalah media online yang menyajikan beragam informasi dari seluruh sudut nusantara.

Quick Links
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
  • Pedoman Pemberitaan Ramah Anak
About US
  • Kontak
  • Tentang Kami
  • Karir
  • Redaksi

Copyright 2023 – MemoIndonesia.co.id

Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?