JAKARTA, Memoindonesia.co.id – Nasib mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim, berada di ujung tanduk setelah Kejaksaan Agung (Kejagung) secara resmi menetapkannya sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook.
Tak berhenti di situ, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga membuka kemungkinan untuk menjeratnya dalam kasus berbeda, yakni pengadaan Google Cloud.
Kejagung menetapkan Nadiem sebagai tersangka kelima pada Kamis 4 September 2025 setelah penyidik mengantongi alat bukti yang cukup dari serangkaian pemeriksaan saksi dan ahli.
Kasus yang menjerat pendiri Gojek ini terkait dengan proyek pengadaan laptop Chromebook di Kemendikbudristek yang ditaksir merugikan negara dengan angka fantastis mencapai Rp 1,98 triliun.
“Telah menetapkan tersangka baru dengan inisial NAM,” ujar Kapuspenkum Kejagung, Anang Supriatna, dalam konferensi pers.
Direktur Penyidikan Jampidsus, Nurcahyo Jungkung Madyo, menambahkan bahwa nilai kerugian tersebut masih dalam proses penghitungan final oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Usai penetapan statusnya, Nadiem langsung ditahan dan dijerat dengan pasal berlapis tentang pemberantasan tindak pidana korupsi.
Sementara proses hukum di Kejagung berjalan, pintu masalah lain bagi Nadiem terbuka di gedung Merah Putih. KPK mengonfirmasi bahwa mereka tengah melakukan penyelidikan atas dugaan korupsi dalam pengadaan Google Cloud di kementerian yang sama.
Status tersangka Nadiem di Kejagung tidak menghentikan penyelidikan KPK, bahkan memperkuat potensi pemanggilannya.
Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, menyatakan bahwa sangat memungkinkan bagi seseorang untuk menjadi tersangka di dua lembaga penegak hukum yang berbeda untuk kasus yang berbeda pula.
“Memungkinkan, seperti dalam perkara BJB itu kan ada satu orang tersangka yang ditetapkan oleh KPK dan juga ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan Agung,” jelas Budi pada Kamis 4 September 2025.
Budi menegaskan bahwa KPK, Kejagung, dan Polri memiliki komitmen untuk bersinergi dalam pemberantasan korupsi. Meskipun kasus yang ditangani berbeda, koordinasi teknis antar lembaga terus dilakukan.
“Sampai hari ini, penyelidikan terkait dengan perkara pengadaan Google Cloud di Kemdikbudristek masih berproses,” tambahnya, seraya menegaskan bahwa detail penyelidikan belum bisa diungkap ke publik.
Sebelum menjerat Nadiem, Kejagung sudah menetapkan empat tersangka lainnya. Berikut ini daftarnya:
1. Direktur Sekolah Dasar Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah tahun 2020-2021, Sri Wahyuningsih (SW);
2. Direktur SMP Kemendikbudristek 2020, Mulyatsyah (MUL);
3. Staf khusus Mendikbudristek Bidang Pemerintahan era Mendikbudristek Nadiem Makarim, Jurist Tan (JT/JS);
4. Konsultan Perorangan Rancangan Perbaikan Infrastruktur Teknologi Manajemen Sumber Daya Sekolah pada Kemendikbudristek, Ibrahim Arief (IBAM). HUM/GIT