JAKARTA, Memoindonesia.co.id – Tewasnya pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, yang dilindas kendaraan taktis (rantis) Brimob memicu kemarahan publik.
Divisi Propam Polri bergerak cepat mengusut kasus ini dan memeriksa tujuh anggota Brimob yang terlibat. Pemeriksaan ini pun dilakukan secara transparan.
Berikut adalah enam fakta penting seputar pengusutan kasus tragis ini.
1. Tujuh Personel Brimob Diperiksa secara Transparan
Tujuh personel Brimob yang diamankan terkait insiden ini langsung menjalani pemeriksaan oleh Divisi Propam Polri. Menariknya, pemeriksaan ini disiarkan secara langsung melalui akun Instagram resmi Divisi Propam Polri.
Ketujuh anggota Brimob tersebut tampak mengenakan baju tahanan berwarna hijau saat diperiksa.
Anggota Kompolnas, M Choirul Anam, mengapresiasi langkah ini sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas.
“Bahkan saya tadi juga kaget kok ada live pemeriksaan begitu,” kata Choirul Anam.
2. Identitas Lengkap Para Pelaku Terungkap
Kapolda Metro Jaya, Irjenpol Asep Edi Suheri, memenuhi tuntutan massa demonstran dengan membacakan nama lengkap tujuh anggota Brimob yang terlibat. Identitas para pelaku diungkap tanpa inisial.
Berikut adalah daftar nama anggota Brimob yang telah ditempatkan di tempat khusus (patsus) oleh Divisi Propam Polri:
1. Aipda M Rohyani
2. Briptu Danang
3. Briptu Mardin
4. Baraka Jana Edi
5. Baraka Yohanes David
6. Bripka Rohmat
7. Kompol Cosmas K Gae
3. Kompolnas Jamin Transparansi dan Lanjutkan Pengawasan
M Choirul Anam dari Kompolnas menjamin bahwa proses hukum akan berjalan seadil-adilnya, secepatnya, dan transparan. Ia meminta publik untuk percaya pada mekanisme yang sedang berjalan dan berjanji akan terus memantau setiap tahapan kasus ini. Hasil dari pengawasan tersebut nantinya akan disampaikan kepada publik.
4. Terbukti Langgar Kode Etik, Tujuh Anggota Brimob Dipatsus
Kadiv Propam Polri, Irjenpol Abdul Karim, menegaskan bahwa ketujuh anggota Brimob tersebut terbukti melanggar kode etik profesi Polri.
“Tujuh orang terduga pelanggar telah terbukti melanggar kode etik profesi kepolisian,” ujar Irjenpol Karim.
Sebagai sanksi awal, mereka ditempatkan di tempat khusus (patsus). Penempatan ini dilakukan sambil menunggu proses pemeriksaan lebih lanjut.
5. Status Etik Setara Tersangka
Irjenpol Karim menjelaskan bahwa status “terduga pelanggar” yang diberikan kepada ketujuh anggota Brimob tersebut setara dengan status “tersangka” dalam peradilan umum.
Ia menegaskan bahwa Propam akan fokus menuntaskan proses Kode Etik Profesi Polri (KEPP) terlebih dahulu, sebelum kasus ini dilimpahkan untuk diproses pidana.
6. Posisi Duduk dalam Rantis Terkuak
Penyelidikan awal Propam juga mengungkap posisi duduk ketujuh anggota Brimob di dalam rantis. Irjenpol Karim menyebutkan bahwa Kompol Cosmas K Gae dan Bripka Rohmat berada di kursi depan, dengan Bripka Rohmat sebagai pengemudi.
Sementara itu, lima anggota lainnya, yaitu Aipda M Rohyani, Briptu Danang, Briptu Mardin, Baraka Jana Edi, dan Baraka Yohanes David, berada di kursi belakang.
Hingga saat ini, penyelidikan terus berlanjut untuk mendalami kronologi dan fakta-fakta lain demi mengungkap kasus ini secara terang benderang. HUM/GIT