BELU, Memoindonesia.co.id — Komitmen memperkuat sinergi lintas kelembagaan di kawasan perbatasan kembali ditunjukkan Kantor Imigrasi Kelas II TPI Atambua.
Imigrasi Atambua menegaskan dukungannya terhadap pembukaan akses pendidikan pertahanan bagi calon kadet asing dari negara sahabat, Timor Leste.
Hal itu disampaikan Kepala Kantor Imigrasi Atambua, Putu Agus Eka Putra, dalam kunjungan ke Politeknik “Ben Mboi” Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI) Kampus Belu pada Selasa, 8 Juli 2025.
Langkah strategis ini merupakan bagian dari pelayanan keimigrasian yang humanis, adaptif, dan responsif terhadap dinamika pendidikan lintas negara, khususnya di wilayah perbatasan.
Kepala Kantor Imigrasi Atambua, Putu Agus Eka Putra, menyatakan bahwa Imigrasi tak hanya bertugas menjaga gerbang negara, tetapi juga menjadi jembatan penghubung antarbangsa.
“Kami mendukung penuh program Unhan Belu sebagai pusat pendidikan strategis di kawasan timur Indonesia. Pendidikan pertahanan dengan pendekatan ketahanan pangan merupakan kebijakan visioner pemerintah pusat yang patut dibanggakan,” tegasnya.
Dukungan konkret juga diberikan terhadap berbagai kebutuhan kampus, termasuk di bidang ketahanan pangan yang disampaikan oleh Plt. Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan FVLM Unhan RI, Kolonel Laut Dovian Isjafrin.
Ia menyebut penguatan ketahanan pangan penting bagi keberlangsungan pendidikan pertahanan yang tangguh dan berkelanjutan.
Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Imigrasi NTT, Arvin Gumilang, menegaskan bahwa sinergi ini bukan sekadar agenda seremonial, melainkan awal dari kerja sama yang lebih luas.
“Ke depan, materi keimigrasian dapat masuk dalam kurikulum pendidikan para kadet. Ini penting, terutama bagi mereka yang akan bertugas di garis depan perbatasan negara,” ujarnya.
Sinergi antara Imigrasi dan Unhan Belu ini juga sejalan dengan arahan Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Komjen Pol (Purn) Drs. Agus Andrianto, yang menekankan pentingnya kolaborasi menyeluruh antara Imigrasi dan seluruh elemen masyarakat serta pemangku kepentingan, utamanya di wilayah perbatasan.
Kegiatan ini menjadi refleksi bahwa batas negara bukan sekadar garis administratif, melainkan ruang kolaboratif yang dinamis.
Imigrasi Atambua berkomitmen menjadikan kawasan perbatasan sebagai wilayah yang hidup, produktif, dan penuh peluang—mewujudkan masa depan yang lebih terhubung, aman, dan sejahtera bagi Indonesia dan Timor Leste. HUM/CAK