JAKARTA, Memoindonesia.co.id – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menggelar sidang lanjutan perkara dugaan suap pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR untuk Harun Masiku serta dugaan perintangan penyidikan dengan terdakwa Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, pada Senin, 26 Mei 2025.
Dalam sidang hari ini, tim Jaksa KPK menghadirkan dua saksi penting yaitu Bob Hardian Syahbuddin, ahli sistem teknologi dan informasi dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia (UI), dan Hafni Ferdian, pemeriksa forensik dan penyelidik dari Direktorat Deteksi dan Analisis Korupsi KPK.
“Bob Hardian Syahbuddin (Dosen Fakultas Ilmu Komputer UI),” ungkap Jaksa KPK Nur Haris Arhadi kepada wartawan.
Hasto Kristiyanto didakwa melakukan perintangan penyidikan dalam kasus dugaan suap Harun Masiku, yang hingga kini masih berstatus buron sejak Januari 2020.
Jaksa menyebut Hasto memerintahkan Harun Masiku untuk merendam handphone agar tidak terlacak KPK saat Operasi Tangkap Tangan (OTT) pada 8 Januari 2020.
Selain itu, Hasto juga disebut menyuruh anak buahnya menenggelamkan ponsel pribadi menjelang pemeriksaan oleh penyidik KPK.
Jaksa turut mendakwa Hasto atas pemberian suap sebesar Rp 600 juta kepada mantan Komisioner KPU, Wahyu Setiawan. Uang tersebut diberikan guna memuluskan proses PAW Harun Masiku sebagai anggota DPR RI periode 2019-2024.
Suap tersebut diberikan oleh Hasto bersama tiga orang lainnya yaitu Donny Tri Istiqomah (orang kepercayaan Hasto)-kini berstatus tersangka; Saeful Bahri-telah divonis bersalah; Harun Masiku-masih buron hingga saat ini.
Kasus ini menjadi perhatian publik karena menyeret nama besar politikus nasional dan menguak dugaan penghalangan proses penegakan hukum oleh elit partai. HUM/GIT