SURABAYA, Memoindonesia.co.id – Hati-hati modus penipuan berkedok iming-iming pekerjaan. Jika tak waspada, siapa saja bisa jadi korban. Uang sudah keburu diberikan, janji tinggal janji. Uang pun tak jelas rimbanya.
Karena kecewa, alasan itulah yang membuat Suyitno (61), seorang pensiunan Aparatur Sipil Negara (ASN), melaporkan pelaku ke Polrestabes Surabaya. Ia menjadi korban dugaan penipuan dengan kerugian mencapai Rp 100 juta. Uang itu dikasihkan korban secara bertahap sebanyak tiga kali.
Parahnya, terduga pelaku dalam kasus ini dikabarkan sebagai Ketua PAC PDI-P Kecamatan Tambaksari. Adalah AW, yang kabarnya sampai hari ini memegang posisi tersebut.
Perkara ini terungkap setelah korban secara resmi melaporkan dugaan tindak pidana penipuan dan atau penggelapan tersebut ke Mapolrestabes Surabaya pada Rabu, 15 Mei 2025.
“Dugaan penipuan ini terjadi dalam rentang waktu yang cukup panjang. Yakni, mulai 28 Juni 2022 hingga 17 April 2023. Selama itu, klien saya mengalami kerugian sebesar Rp 100 juta. Awalnya diberikan Rp 50 juta, lalu Rp 25 juta, dan lagi Rp 25 juta. Tetapi yang penyerahan uang terakhir tidak diberikan kwitansi,” beber Fredi selaku kuasa hukum korban, Jumat, 16 Mei 2025.
Dalam laporan nomor LP/B/461/V/2025/SPKT/Polrestabes Surabaya/Polda Jatim, ‘AW’ disebut sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kerugian yang dialami Suyitno.
Kejadian berawal ketika korban dijanjikan pekerjaan di instansi pemerintah, tepatnya di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) atau Perusahaan Listrik Negara (PLN). Iming-iming pekerjaan tersebut datang dengan syarat menyerahkan uang sebesar Rp 100 juta.
“Klien saya menyerahkan uang sebesar Rp 100 juta secara bertahap kepada terlapor sejak Juni 2022 hingga April 2023, dan sebagian transaksi bahkan memiliki bukti tanda terima,” beber Fredi.
Nahasnya, setelah seluruh uang diserahkan, janji pekerjaan tak kunjung menjadi kenyataan. Suyitno yang malang pun masih berusaha menahan sabar. Dirinya bahkan berupaya menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan.
Juga telah dua kali melayangkan somasi kepada ‘AW’. Namun, upaya tersebut tidak mendapatkan respons positif dari pihak terlapor.
“Karena tidak ada itikad baik dari pihak terlapor, maka kami memilih menempuh jalur hukum. Ini sebagai bentuk ketegasan agar praktik serupa tidak kembali terjadi dan merugikan warga lain,” tegas Fredi.
Fredi berharap, pihak kepolisian dapat segera mengambil langkah penyelidikan sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku.
“Kami percaya pada proses hukum. Kami berharap penyidik segera memanggil terlapor dan mengusut tuntas perkara ini agar ada kepastian hukum bagi klien kami,” beber Fredi.
Ditanya soal informasi ‘AW’ yang dikabarkan sebagai Ketua PAC PDI-P Kecamatan Tambaksari, Fredi tak membantah juga tak membenarkan.
“Dalam masalah ini, yang kita tangani soal perkara pidana. Soal siapa-siapa terduga pelaku ini, klien kami tidak menjelaskan yang bersangkutan punya jabatan tertentu di kepartaian atau tidak,” pungkas Fredi.
Sementara itu, Kasihumas Polrestabes Surabaya AKP Rina Shanty Nainggolan membenarkan adanya laporan tersebut. Saat ini, pihaknya masih melakukan penyelidikan terhadap tindak pidana pasal 378 dan atau pasal 372 KUHP itu.
“Benar, ada laporan tersebut. Terlapor merupakan Arief Wirawan, sedangkan pelapornya Suyitno. Saat ini masih dilakukan penyelidikan,” tandas Rina. HUM/CAK