JAKARTA, Memoindonesia.co.id – Mantan Ketua Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Rudi Suparmono, akan segera diadili dalam kasus dugaan suap terkait vonis bebas Ronald Tannur atas kematian Dini Sera Afrianti.
Sidang perdana Rudi dijadwalkan pada Senin, 19 Mei 2025 pukul 10.00 WIB di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta Pusat.
Informasi ini tercantum dalam laman Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) PN Jakpus dengan nomor perkara 51/Pid.Sus-TPK/2025/PN Jkt.Pst.
Majelis hakim yang akan memimpin persidangan adalah Iwan Irawan sebagai ketua, dengan Sri Hartati dan Andi Saputra sebagai hakim anggota.
Rudi menjabat sebagai Ketua PN Surabaya saat perkara Ronald Tannur didaftarkan pada Maret 2024. Ia diduga menjadi penghubung antara pengacara Ronald, Lisa Rachmat, dan pejabat Mahkamah Agung nonaktif, Zarof Ricar, guna menentukan hakim yang akan menyidangkan kasus kematian Dini Sera.
“Tersangka LR meminta kepada ZR agar diperkenalkan kepada RS yang saat itu menjabat sebagai Ketua PN Surabaya. Tujuannya untuk memilih hakim yang akan menyidangkan Ronald Tannur,” ujar Direktur Penyidikan Jampidsus Kejagung, Abdul Qohar, dalam konferensi pers, Selasa 14 Januari 2025.
Lisa kemudian bertemu langsung dengan Rudi, dan meminta agar Erintuah Damanik ditetapkan sebagai ketua majelis hakim. Rudi lalu menyampaikan kepada Erintuah bahwa dia akan memimpin persidangan.
Rudi Suparmono diduga menerima SGD 63 ribu atau sekitar Rp 770 juta dari pengacara Lisa Rachmat. Uang tersebut disebut diberikan dalam dua tahap: SGD 20 ribu melalui Erintuah Damanik dan SGD 43 ribu langsung dari Lisa.
Selain itu, penyidik Kejagung juga telah menggeledah rumah Rudi dan menemukan uang tunai sebesar Rp 21 miliar.
Kasus ini merupakan bagian dari skandal besar yang melibatkan suap kepada hakim demi membebaskan Ronald Tannur dari jerat hukum atas kematian kekasihnya.
Vonis bebas Ronald Tannur kini telah dibatalkan oleh Mahkamah Agung, yang menjatuhkan hukuman 5 tahun penjara melalui kasasi. HUM/GIT