SURABAYA, Memoindonesia.co.id – Komisi C DPRD Jawa Timur mendesak pencopotan seluruh direksi Bank Jatim menyusul kasus pembobolan dana kredit fiktif senilai Rp 569,4 miliar di cabang Jakarta. Tak hanya itu, salah satu direksi bahkan tercatat memiliki harta fantastis mencapai Rp 122 miliar.
Desakan itu juga ditujukan kepada Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, agar segera mengganti seluruh jajaran komisaris Bank Jatim dan mendukung penuh proses hukum yang sedang dijalankan Kejati DKI Jakarta.
Saat ini, terdapat tujuh direksi Bank Jatim hasil RUPSLB 2024. Di antaranya, Zulhelfi Abidin, Direktur IT & Digital yang menjadi sorotan publik karena LHKPN-nya menunjukkan total harta kekayaan sebesar Rp 122,01 miliar, tertinggi dibandingkan direksi lainnya.
Pertama, Busrul Iman yang menjabat Direktur Utama. Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang dilaporkan pada 22 Maret 2024 untuk periodik 2023, memiliki total harta kekayaan Rp 16,9 miliar (16.994.292.919), naik dari tahun sebelum Rp 13.657.783.183.
Harta Busrul terdiri dari 8 bidang tanah dan bangunan yang tersebar di Tangerang Selatan, Malang, dan Surabaya total senilai Rp 8.781.963.750 hasil sendiri.
Lalu 3 alat transportasi dan mesin total senilai Rp 653.000.000, harta bergerak lainnya Rp 10.000.000, surat berharga Rp 2.025.070.000, kas dan setara kas Rp 5.379.259.169, serta harta lainnya Rp 145.000.000.
Kedua Direktur Kepatuhan, Umi Rodiyah mengantongi harta kekayaan paling sedikit Rp 845.558.852 setelah dipotong utang Rp 1.571.594.107 yang dilaporkan pada 5 Maret 2024 untuk jenis laporan awal menjabat.
Umi hanya memiliki sebidang tanah dan bangunan seluas 112 m2/40 m2 di Probolinggo hasil hibah tanpa akta senilai Rp 660.000.000.
Selain itu, memiliki 2 alat transportasi dan mesin senilai Rp 523.000.000, harta bergerak lainnya Rp 75.000.000, surat berharga Rp 141.562.500, kas dan setara kas Rp 88.030.153, harta lainnya Rp 929.560.306.
Ketiga Direktur Keuangan, Treasury dan Global Services, Edi Masrianto memiliki total harta kekayaan Rp 15 miliar (15.066.559.799). Terdiri dari 8 bidang tanah dan bangunan yang tersebar di Depok, Tangerang, Malang, Sleman, Surabaya, Jember, dan Jakarta Selatan hasil sendiri total senilai Rp 9.446.118.000.
Lalu 5 alat transportasi dan mesin senilai Rp 1.771.000.000, harta bergerak lainnya Rp 27.600.000, surat berharga Rp 1.009.516.500, kas dan setara kas Rp 1.790.910.930, harta lainnya Rp 1.361.936.066, serta utang Rp 340.521.697.
Keempat Direktur Mikro, Ritel, dan Menengah, R Arief Wicaksono memiliki harta Rp 7,9 miliar (7.999.480.866) setelah dipotong utang Rp 2.852.465.134.
Harta Arief terdiri dari 8 bidang tanah dan bangunan yang tersebar di Sidoarjo, Banyuwangi, dan Jombang total senilai Rp 5.873.000.000. Hanya satu yang hasil warisan yakni tanah dan bangunan seluas 59 m2/120 m2 di Sidoarjo, sisanya hasil sendiri.
Arief juga memiliki 9 alat transportasi dan mesin senilai Rp 1.879.000.000. Sisanya berupa harta bergerak lainnya Rp 294.000.000, surat berharga Rp 455.125.000, kas dan setara kas Rp 2.197.615.000, serta harta lainnya Rp 153.206.000.
Kelima Direktur Manajemen Risiko, Eko Susetyono memiliki total harta kekayaan Rp 17,7 miliar (17.749.690.020) setelah dipotong utang Rp 999.394.971.
Terdiri dari 11 bidang tanah dan bangunan dengan yang tersebar di Depok, Kulon Progo, Jakarta selatan, dan Jakarta Timur senilai Rp 11.500.000.000. Kecuali tanah seluas 639 m2 di Kolon Progo yang didapat dari warisan senilai Rp 60.000.000, semaunya hasil sendiri.
Arief juga memiliki alat transportasi dan mesin total senilai Rp 1.438.150.000. Lalu harta bergerak lainnya Rp 813.867.812, surat berharga Rp 219.742.882, kas dan setara kas Rp 4.689.772.297, serta harta lainnya Rp 87.552.000.
Keenam Direktur IT & Digital, Zulhelfi Abidin yang memiliki total harta kekayaan Rp 122 miliar (122.015.713.240) sekaligus tercatat paling tajir di jajaran direksi, bahkan mengalahkan direktur utama.
Dari mana sumbernya? Harta Zulhelfi terdiri dari 11 bidang tanah dan bangunan yang tersebar di Jakarta selatan, Depok, dan Bukittinggi hasil sendiri total senilai Rp 24.514.000.000.
Dia juga memiliki 4 alat transportasi dan mesin senilai Rp 2.921.250.000. Paling mahal mobil Toyota Camry Hybrid tahun 2023 hasil sendiri Rp 886.250.000. Sisanya berasal dari surat berharga Rp 82.152.020.141, kas dan setara kas Rp 1.754.742.752, serta harta lainnya Rp 10.673.700.347.
Ketujuh Direktur Operasi, Arif Suhirman memiliki total harta kekayaan Rp 16.948.835.132. Terdiri dari 7 bidang tanah dan bangunan yang tersebar di Bogor, Kediri, Bandung, dan Banjarbaru.
Ada dua yang bukan hasil sendiri, yakni tanah seluas 421 m2 di Kediri hasil hibah tanpa akta senilai Rp 845.985.000 serta tanah dan bangunan seluas 142 m2/60 m2 di Bogor hibah tanpa akta Rp 367.500.000.
Sisanya berupa 4 alat transportasi dan mesin Rp 1.950.000.000, harta bergerak lainnya Rp 667.900.000, surat berharga Rp 7.013.420.900, serta kas dan setara kas Rp 2.948.779.232. HUM/GIT