SURABAYA, Memoindonesia.co.id – Sejumlah bapak dan anak telah menantang perjalanan politik sebagai calon legislatif (caleg) di wilayah Jawa Timur I (Surabaya-Sidoarjo), yang sering disebut sebagai dapil neraka. Di antara mereka, ada yang sukses meraih kemenangan, sementara yang lain harus menelan kegagalan.
Blegur Prijanggono dan Aldy Blaviandy merupakan contoh bapak-anak yang meraih kesuksesan. Blegur maju sebagai Caleg DPRD Provinsi dari Dapil Jatim melalui Partai Golkar, sementara putranya, Aldy Blaviandy, maju sebagai Caleg DPRD Kota Surabaya Dapil I juga melalui Partai Golkar.
Blegur, yang juga menjabat sebagai Bendahara Golkar Jatim, berhasil meraih 47.714 suara, memastikan kursinya di DPRD Jatim. Sedangkan Aldy, yang juga Ketua AMPG Surabaya, mendapatkan 7.824 suara, memastikan kursinya di DPRD Kota Surabaya.
Blegur menyampaikan rasa terima kasihnya kepada warga Surabaya atas kesempatan kedua kalinya untuk mewakili mereka di DPRD Provinsi.
“Saya berterima kasih kepada warga Surabaya. Saya siap untuk melayani seluruh warga Surabaya dan memperjuangkan aspirasi mereka di DPRD Jatim,” ujar Blegur, pada hari Senin, 11 Maret 2024.
Bapak dan anak lainnya yang meraih kesuksesan adalah Bambang Haryo Soekartono (BHS) dan putranya Cahyo Harjo Prakoso, keduanya maju sebagai caleg dari Partai Gerindra.
BHS berhasil meraih suara terbanyak di Dapil Jatim I (Surabaya-Sidoarjo) dengan 190.741 suara, memastikan kursinya di Senayan. Sementara Cahyo, berhasil meraih suara terbanyak di Dapil Jatim I dengan raihan 94.149 suara, memastikan kursinya di DPRD Provinsi.
Bapak dan anak yang bernasib mujur lainnya ialah Adies Kadir dan putranya Adiel Muhammad Kanantha. Keduanya maju sebagai caleg dari Partai Golkar. Adies lolos kembali ke Senayan dari Dapil Jatim I usai meraih 147.185 suara.
Sementara putranya, Adiel Muhammad Kanantha maju sebagai Caleg DPRD Kabupaten Sidoarjo Dapil II dan meraih 9.280 suara.
Namun, tidak semua perjuangan bapak-anak ini berakhir dengan keberhasilan. Seperti contohnya, Hartoyo dan putranya Airlangga Justitia dari Partai Demokrat. Hartoyo kalah dalam persaingan dengan Rasiyo, sedangkan Airlangga tidak berhasil meraih kursi di dapil tersebut.
Bapak-anak lainnya, Hudiyono dan Zahlul Yusar, juga mengalami nasib yang berbeda. Hudiyono kalah dalam persaingan dengan Dedi Irwansa, sementara Zahlul berhasil meraih kursi di DPRD Sidoarjo.
Menurut Pengamat Politik ARCI Baihaki Sirajt, fenomena bapak-anak yang maju sebagai caleg banyak terjadi di Jatim dan hal ini merupakan hasil dari penilaian rakyat terhadap kinerja para calon.
“Rakyat memiliki mandat penuh dalam memilih calonnya, tanpa memandang status bapak-anak atau sejenisnya,” kata Baihaki.
Dia menambahkan bahwa kemenangan seperti yang diraih oleh BHS dan Cahyo adalah hasil dari kinerja yang baik dan pelayanan yang memuaskan kepada konstituen. CAK/RAZ