SURABAYA, Memoindonesia.co.id — Harapan ribuan keluarga di Surabaya kembali menyala. Ratusan warga Kenjeran menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Wakil Ketua DPR RI Adies Kadir atas cairnya bantuan pendidikan melalui Program Indonesia Pintar (PIP) Tahun 2025 yang dinilai sangat membantu keberlangsungan sekolah anak-anak mereka.
Apresiasi itu disampaikan langsung saat Adies Kadir menggelar reses Masa Persidangan III Tahun 2025 di kawasan Tanah Kali Kedinding dan Bogangin, Karangpilang, Minggu, 28 Desember 2025.
“Tidak boleh ada lagi anak Indonesia yang putus sekolah hanya karena alasan biaya,” tegas Adies di hadapan ratusan warga.
“Saya turun langsung memastikan bantuan PIP benar-benar sampai ke masyarakat. Di Surabaya dan sebelumnya di Sidoarjo, alhamdulillah penyalurannya berjalan baik,” beber Ketua Umum Ormas Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) ini.
Sebagai anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Jawa Timur I Surabaya–Sidoarjo, Adies menegaskan bahwa pendidikan adalah investasi masa depan bangsa yang tidak boleh terhambat oleh kondisi ekonomi keluarga.
Tak hanya kepada dirinya, warga juga menitipkan rasa terima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto atas komitmen pemerintah dalam memperkuat akses pendidikan melalui PIP dan Kartu Indonesia Pintar (KIP).
“Masyarakat sangat merasakan manfaatnya. PIP membantu anak-anak tetap bersekolah, sementara KIP membuka jalan bagi anak dari keluarga kurang mampu untuk kuliah hingga lulus, bahkan ditanggung negara selama empat tahun,” ujar mantan Ketua DPD Partai Golkar Surabaya itu.
Pada tahun 2025, tercatat sekitar 15 ribu siswa di Surabaya dan Sidoarjo menerima PIP. Rinciannya, 10 ribu penerima di Surabaya dan 5 ribu penerima di Sidoarjo.
Adies pun mengingatkan agar bantuan tersebut dimanfaatkan secara maksimal. “Gunakan untuk kebutuhan pendidikan anak. Jika ada yang belum menerima atau mengalami kendala pencairan, segera koordinasi dengan koordinator wilayah,” pesannya.
Lebih lanjut, Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar itu menegaskan bahwa PIP dan KIP bukan sekadar bantuan tunai, melainkan instrumen negara untuk memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan.
“Bantuan ini meringankan biaya personal siswa, mulai dari seragam, alat tulis, transportasi, hingga uang saku. Tujuannya jelas: mencegah putus sekolah dan menarik kembali anak-anak yang sempat berhenti agar kembali ke bangku pendidikan,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Adies juga menyoroti kisah inspiratif seorang anak warga Kenjeran yang sempat gagal melanjutkan kuliah karena keterbatasan biaya. Berkat KIP, anak tersebut kini menempuh pendidikan di perguruan tinggi.
“Inilah bukti bahwa negara hadir. Satu bantuan bisa mengubah masa depan satu keluarga,” pungkas Adies. HUM/BAD


