SIDOARJO, Memoindonesia.co.id – Syehlendra Haical (13) atau Haikal, salah satu korban selamat dari ambruknya bangunan musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, akhirnya dipulangkan dari rumah sakit.
Wajah ceria tampak terpancar dari Haikal setelah menjalani perawatan dan amputasi kaki selama 20 hari di RSUD R. Notopuro Sidoarjo.
Pantauan di rumah sakit, Kamis 16 Oktober 2025, Haikal tampak didorong perawat menggunakan kursi roda meninggalkan ruang perawatan, didampingi sang ibu.
Meski masih merasakan nyeri di kaki kanannya yang telah diamputasi, Haikal terlihat antusias untuk pulang ke rumahnya di Dusun Krajan, Kabupaten Probolinggo. Ia menjadi pasien terakhir dari total 13 korban luka-luka yang sempat dirawat di RSUD Sidoarjo pasca-insiden ambruknya bangunan Ponpes Al Khoziny.
Direktur RSUD R. Notopuro Sidoarjo, dr. Antok Irawan, menyebut kondisi Haikal kini stabil dan sudah diperbolehkan menjalani rawat jalan.
“Kami sudah komunikasikan dengan dr. Vandy dari Kadiv Kesehatan Probolinggo. Setelah satu kali rawat jalan di sini, baru akan diarahkan untuk perawatan lanjutan di Probolinggo,” ujar dr. Antok.
Selama masa perawatan, Haikal sempat dirawat intensif di ruang ICU selama tiga hari sebelum dipindahkan ke ruang rawat inap. “Ortonetflis-nya sudah teratasi dan lukanya sudah kering. Tinggal kontrol lanjutan oleh dokter ortopedi,” jelasnya.
Terkait kebutuhan kaki palsu, Kementerian Sosial (Kemensos) telah melakukan pengukuran selama Haikal masih dirawat di rumah sakit.
“Kemensos sudah mengukur kaki palsu saat di rumah sakit. Nanti mereka akan langsung ke rumah Haikal di Probolinggo untuk tindak lanjutnya,” tambah dr. Antok.
Secara keseluruhan, RSUD R. Notopuro Sidoarjo merawat total 45 korban, terdiri atas 13 pasien rawat inap, 2 pasien di IGD, dan 30 korban yang langsung pulang setelah mendapat perawatan awal. Dari jumlah tersebut, dua orang dinyatakan meninggal dunia.
Sementara itu, Abdul Hawi (40), ayah Haikal, mengungkapkan bahwa keluarga kini fokus pada pemulihan kondisi Haikal sebelum memikirkan rencana pendidikan ke depan.
“Hari ini Haikal pulang. Kami fokus dulu ke kesembuhannya. Setelah benar-benar pulih, baru kami ikuti kemauan Haikal apakah mau sekolah lagi atau istirahat dulu,” ujarnya.
Menurut Abdul, Haikal masih mengalami trauma mendalam pasca-insiden. “Kami nurut saja dengan Haikal. Kalau masih trauma dan ingin istirahat dulu, tidak apa-apa. Yang penting pulihkan mental dan fisiknya,” katanya.
Abdul juga menceritakan bahwa kondisi Haikal sempat memburuk di awal perawatan akibat infeksi pada kaki yang menjalar hingga mendekati organ vital.
“Kalau tidak cepat ditangani, bisa menjalar ke paru-paru,” tuturnya.
Kini luka Haikal dinyatakan mengering dan proses pemulihan berjalan baik, meski pemulihan mental dipastikan membutuhkan waktu lebih panjang. Mengenai kemungkinan Haikal kembali ke Ponpes Al Khoziny, Abdul menyebut keputusan akan diambil setelah kondisi anaknya benar-benar siap.
“Haikal masih ingin kembali ke Al Khoziny, tapi kami lihat nanti. Kami tunggu sampai traumanya pulih,” pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, ambruknya bangunan empat lantai Ponpes Al Khoziny pada Senin 29 September 2025 sekitar pukul 15.00 WIB menewaskan 67 orang dan melukai 104 lainnya. Berdasarkan data Basarnas, sebanyak 171 korban berhasil dievakuasi selama sembilan hari pencarian. HUM/GIT