JAKARTA, Memoindonesia.co.id – Dunia penerbangan Indonesia kembali digegerkan oleh ancaman bom terhadap pesawat Saudi Arabia yang membawa jemaah haji.
Kali ini, pesawat rute Jeddah-Surabaya terpaksa melakukan pendaratan darurat di Bandara Kualanamu, Medan, menyusul insiden serupa sehari sebelumnya pada rute Jeddah-Jakarta.
Namun, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dengan tegas memastikan bahwa ancaman bom tersebut dinyatakan tidak berdasar dan diklasifikasikan sebagai hoaks oleh otoritas terkait.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Lukman F Laisa, menyatakan bahwa Kemenhub terus berkoordinasi intensif dengan seluruh pihak terkait untuk memastikan penanganan sesuai protokol.
“Kemenhub terus berkoordinasi dengan semua pihak yang terlibat baik operator penerbangan, Komite Keamanan Bandar Udara Kualanamu, Pemerintah Daerah setempat dan pihak terkait lainnya hingga kondisi menjadi aman terkendali,” terang Lukman melalui keterangan tertulis pada Sabtu 21 Juni 2025.
Menanggapi insiden yang terjadi dua kali berturut-turut, Kemenhub telah mengambil langkah proaktif dengan berkoordinasi langsung dengan Otoritas Penerbangan Sipil Saudi (GACA) untuk mengantisipasi terulangnya insiden serupa.
“Sebagai langkah antisipasi menghadapi insiden yang serupa, kami telah melakukan koordinasi formal dengan Otoritas Penerbangan Sipil Saudi (GACA) untuk bersama-sama meningkatkan langkah-langkah pengamanan penerbangan dari ancaman bom,” ujar Lukman.
Penanganan ancaman bom ini dilakukan sesuai dengan standar prosedur yang ketat, merujuk pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 140 Tahun 2015 tentang Program Penanggulangan Keadaan Darurat Keamanan Penerbangan Nasional, serta Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor PR 22 Tahun 2024 tentang Pedoman Teknis Penilaian Ancaman Keamanan Penerbangan.
Kronologi Ancaman Kedua dan Penanganan Cepat
Ancaman bom kali ini didapat melalui telepon yang diterima petugas Air Traffic Control (ATC) di Jakarta Area Control Center (ACC) dari Kuala Lumpur ACC, meskipun dengan rute yang berbeda: Jeddah-Muscat (Oman)-Surabaya.
Pilot Pesawat Saudia Airlines SV 5688 segera memutuskan untuk mengalihkan rute penerbangan (divert) ke Bandara Kualanamu setelah berkoordinasi dengan pihak terkait.
Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah II-Medan, Asri Santosa, menjelaskan bahwa emergency treatment segera dilakukan setelah pesawat mendarat di Kualanamu pada pukul 09.27 WIB.
“Pemeriksaan terhadap seluruh penumpang dan kru pesawat, kemudian dilanjutkan dengan melakukan pemeriksaan kabin pesawat dan cargo compartement (barang penumpang di bagasi),” kata Asri.
Pemeriksaan komprehensif ini melibatkan Tim Gegana Polri, Tim Penjinak Bom dari Polda, TNI AD, TNI AU, Petugas Keamanan Bandar Udara (Aviation Security), serta Petugas Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK).
Pukul 12.55 WIB, pemeriksaan terhadap kru dan penumpang selesai, dilanjutkan dengan pemeriksaan pesawat secara gabungan. Hasilnya: tidak ada bom yang ditemukan.
Meskipun terjadi insiden ini, Asri Santosa memastikan operasional penerbangan dari dan ke Kualanamu tidak terganggu. Penanganan dilakukan di area isolasi sehingga tidak menghambat pergerakan pesawat lainnya.
Seluruh 376 penumpang jemaah haji Kelompok Terbang (kloter) 33 Debarkasi Surabaya dan kru pesawat dijadwalkan kembali terbang ke Surabaya pada Minggu 22 Juni 2025 pukul 03.30 WIB dengan pesawat yang sama. HUM/GIT