JAKARTA, Memoindonesia.co.id – Penyanyi jebolan ajang pencarian bakat, Windy Yunita Bastari Usman atau yang akrab disapa Windy Idol, kembali harus berhadapan dengan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Hari ini, Rabu 18 Juni 2025, Windy dipanggil untuk dimintai keterangan terkait kasus Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) yang menjerat mantan Sekretaris Mahkamah Agung (MA), Hasbi Hasan.
Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, membenarkan agenda pemeriksaan ini. “Hari ini Rabu 18 Juni 2025, KPK menjadwalkan pemeriksaan terkait dugaan TPK/TPPU (di lingkungan Mahkamah Agung),” ujar Budi dalam keterangannya, Rabu 18 Juni 2025.
Ia menambahkan bahwa Windy Yunita Bastari Usman diperiksa dalam kapasitasnya sebagai wiraswasta.
Pemeriksaan dilakukan di Gedung Merah Putih KPK, Kuningan, Jakarta Selatan. Selain Windy, KPK juga memanggil Rinaldi Septariando B, yang juga berprofesi sebagai wiraswasta, untuk dimintai keterangan dalam kasus yang sama.
Pemanggilan ini bukan kali pertama bagi Windy Idol. Ia tercatat sudah beberapa kali diperiksa oleh KPK terkait kasus Hasbi Hasan. Kelelahan dan tekanan mental bahkan sempat membuat Windy mencurahkan isi hatinya kepada awak media beberapa waktu lalu.
“Semua mohon doa aja ya, semoga orang-orang bisa dilembutkan hatinya dan aku di sini mudah-mudahan cuma korban ya, mohon doa aja ya,” tutur Windy usai pemeriksaan pada Kamis, 24 April 2025.
Saat itu, Windy tak kuasa menahan air matanya, mengaku sangat lelah secara fisik maupun mental.
“Mohon doa aja semoga ada orang-orang yang punya hati melihat saya. Karena kalau dari saya pribadi udah capek, cukup menguras tenaga, saya punya keluarga juga, saya punya kerjaan yang rusak semua juga,” jelasnya, menyiratkan dampak besar kasus ini pada kehidupannya.
Meski KPK telah menjerat Windy sebagai tersangka dalam kasus TPPU Hasbi Hasan, hingga kini ia belum dilakukan penahanan.
Jubir KPK, Tessa Mahardika, menjelaskan alasan di balik keputusan ini pada Jumat, 25 April 2025 lalu. Menurutnya, penyidik masih membutuhkan waktu untuk memperkuat alat bukti dan ada hal-hal lain yang memerlukan proses serta waktu.
“Untuk subjek yang tadi disampaikan, kenapa tidak ditahan, artinya penyidik masih membutuhkan waktu untuk dapat memperkuat alat bukti atau masih ada hal-hal lain yang diperlukan yang mana hal tersebut membutuhkan cara dan waktu, yang mana kalau memang dilakukan penahanan akan berbatas,” terang Tessa.
Ia menambahkan, masa penahanan yang terbatas dapat menghambat penyidikan yang juga memerlukan waktu.
“Jadi saya meyakini bahwa tidak ditahan yang bersangkutan saat ini menjadi pertimbangan terbaik dari penyidik,” pungkas Tessa. HUM/GIT