JAKARTA, Memoindonesia.co.id – Dugaan pengeroyokan yang dilakukan simpatisan mantan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) usai vonis ditindaklanjuti Polda Metro Jaya. Polisi akan mengecek lokasi kejadian di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus) dan memeriksa rekaman CCTV.
Dari laporan bernomor LP/B/3926/VII/2024/SPKT POLDA METRO JAYA dengan materi pasal 170 KUHP, polisi bakal menyelidiki dugaan pengeroyokan tersebut. Kabidhumas Polda Metro Jaya, Kombespol Ade Ary Syam Indradi, menyatakan bahwa pihaknya akan memulai dengan memeriksa korban dan saksi-saksi yang ada di tempat kejadian perkara (TKP).
“Diawali pemeriksaan korban, saksi-saksi yang ada di TKP, penyelidik datangi TKP, melakukan pengecekan di TKP, mencari CCTV dan sebagainya,” kata Ade Ary, seperti dilansir detikcom, Minggu 14 Juli 2024.
Ade Ary juga menambahkan bahwa beberapa barang bukti terkait kasus ini telah diamankan, termasuk video dan kamera digital yang berisi rekaman aksi pengeroyokan.
“Saat pelapor membuat laporan datang ke SPKT Polda Metro Jaya, pelapor menghadirkan dua barang bukti: pertama 1 video, kedua, kamera digital,” kata Ade Ary. “Berdasarkan informasi atau keterangan yang disampaikan pelapor kepada petugas kepolisian, barbuk (barang bukti) yang disajikan maka ini yang dilakukan pendalaman oleh penyidik Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya,” imbuhnya.
Dalam kasus ini, terlapor masih dalam penyelidikan, sementara pelapor adalah wartawan bernama Bodhiya Vimala.
Syahrul Yasin Limpo divonis 10 tahun penjara, denda Rp 300 juta, dan uang pengganti Rp 14,6 miliar. SYL dinyatakan terbukti melakukan pemerasan terhadap anak buahnya senilai Rp 44,6 miliar dan menyalahgunakan kekuasaannya sebagai Menteri Pertanian. Hakim juga menyatakan SYL dan keluarganya terbukti menikmati hasil korupsi. HUM/GIT