JAKARTA, Memoindonesia.co.id – Sidang kasus suap pengelolaan lahan yang melibatkan mantan Direktur Utama Industri Hutan V (Inhutani V) Dicky Yuana Rady kembali digelar di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, Senin 8 Desember 2025.
Terdakwa penyuap, Djunaidi Nur, tertawa saat ditanya hakim mengenai penggunaan uang suap untuk membeli mobil Rubicon dan stik golf.
Djunaidi dihadirkan sebagai saksi dalam persidangan. Ia mengaku memberikan uang SGD 199 ribu atau setara Rp 2,5 miliar kepada Dicky, yang digunakan untuk membeli Rubicon dan stik golf. Djunaidi menyebut pemberian tersebut sebagai peluang bisnis atau business opportunity.
Hakim menyoroti Djunaidi yang mengaku belum mendapatkan keuntungan, namun rela mengeluarkan uang sebesar itu.
Djunaidi menjelaskan bahwa pembelian Rubicon merupakan investasi jangka panjang dan sebagai bentuk motivasi agar Dicky lebih semangat menjalankan tugasnya sebagai Dirut Inhutani V.
“Kalau begitu, Rubicon nggak apa-apa lah, jadi termotivasi, jadi semangat dianya waktu itu. Apalagi mobilnya merah, kelihatan, banyak yang perkebunan sawit menggunakan mobil warna merah juga,” ujar Djunaidi.
Dugaan tindak pidana suap ini bermula ketika Djunaidi dan Aditya Simaputra memberikan total SGD 199 ribu kepada Dicky Yuana Rady agar perusahaan mereka tetap dapat bekerja sama dengan Inhutani V dalam memanfaatkan kawasan hutan di Lampung, register 42, 44, dan 46.
Suap diberikan pada 21 Agustus 2024 dan 1 Agustus 2025, di kantor Inhutani V serta salah satu lokasi di Kembangan, Jakarta Barat, menurut Jaksa KPK Tonny F Pangaribuan. HUM/GIT

