BANDUNG BARAT, Memoindonesia.co.id – Kasus keracunan massal Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Bandung Barat (KBB) menimbulkan kepanikan. Sebanyak 1.333 siswa dari Kecamatan Cipongkor dan Cihampelas mengalami gejala mual, muntah, sesak napas, bahkan ada yang sampai kejang-kejang.
Salah satu siswa yang terdampak adalah Muhammad Rizki Ramdani, pelajar SMK di Cipongkor. Ia mengaku mengalami gejala keracunan setelah menyantap menu MBG pada Rabu 24 September 2025 pagi.
“Perut saya tiba-tiba terasa mual, perih seperti diperas, lalu muntah dan sesak napas. Saya bahkan sempat kejang-kejang,” kata Rizki saat ditemui di RSUD Cililin, Kamis 25 September 2025 .
Rizki bercerita ia sempat menyantap menu ayam penyet, tahu kecap, sayur timun, dan buah stroberi. Sekitar 30 menit kemudian, ia merasa tidak kuat menahan mual hingga akhirnya muntah-muntah.
“Nggak kuat mualnya, terus muntah-muntah. Setelah itu dibawa ke Gor Kecamatan Cipongkor, baru dirujuk ke RSUD Cililin,” tuturnya.
Ia juga masih teringat kepanikan yang terjadi di sekolah saat banyak siswa lain ikut tumbang. “Saya sempat kejang-kejang, nggak tahu kenapa. Pokoknya waktu itu kayak mau mati. Takut,” tambah Rizki.
Kisah serupa dialami Silvi Ayu Pratiwi, siswi kelas 3 SMPN 3 Cipongkor. Murid pindahan asal Kabupaten Cianjur itu baru dua minggu bersekolah di Cipongkor, namun harus menjalani pengalaman pahit.
“Sekitar 30 menit setelah makan itu langsung sesak napas, perut perih. Dari situ sudah enggak ingat apa-apa,” ujar Silvi.
Saat tersadar, Silvi sudah terbaring di ranjang rumah sakit dengan infus dan alat bantu oksigen. Meski kondisinya lebih stabil, ia mengaku masih merasakan sakit.
“Sekarang juga masih sesak napas, masih perih perutnya, terus kejang-kejang,” ungkapnya.
Kondisi di lapangan saat kejadian penuh kepanikan. Guru, relawan, dan petugas medis hilir mudik mengevakuasi siswa yang tumbang. Ambulans berdatangan untuk membawa korban ke posko darurat hingga rumah sakit rujukan, termasuk RSUD Cililin. HUM/GIT