JAKARTA, Memoindonesia.co.id – Misteri di balik aksi massa yang menjarah rumah politikus PAN, Surya Utama alias Uya Kuya, pada Minggu 31 Agustus lalu mulai terkuak.
Polres Metro Jakarta Timur mengungkap fakta mengejutkan bahwa provokator utama dalam insiden tersebut menggunakan media sosial TikTok untuk menghasut warga secara real-time.
Dari 12 orang yang kini telah ditetapkan sebagai tersangka, polisi mengidentifikasi adanya seorang dalang yang berperan sebagai penghasut. Pelaku ini tidak turun langsung ke lokasi di Duren Sawit, Jakarta Timur, melainkan menyiarkan provokasinya melalui fitur siaran langsung (Live) di aplikasi TikTok.
“TikTok,” jawab Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Timur, AKBP Dicky Fertofan, saat dikonfirmasi mengenai media yang digunakan pelaku untuk memprovokasi massa, Minggu 7 September 2025.
Meskipun tidak ikut serta dalam aksi penjarahan fisik, pelaku penghasutan ini tetap dijerat hukum. Polisi menegaskan bahwa perbuatannya menyediakan platform dan ajakan untuk melakukan tindak pidana sudah memenuhi unsur pelanggaran hukum.
“Ini dia kena Pasal 56 KUHP (tentang) menyediakan sarana,” jelas Dicky. “Pelaku hasut utama masih kami dalami dari akun tersebut,” tambahnya, mengisyaratkan penyelidikan yang masih terus berkembang.
Kapolres Jakarta Timur, Kombespol Alfian Nurrizal, pada Sabtu 6 September 2025 telah mengonfirmasi penetapan 12 tersangka. Ia membagi para pelaku ke dalam tiga klaster berdasarkan perannya masing-masing dalam insiden tersebut.
“Dari 12 (tersangka) ada yang melakukan penjarahan, provokator, dan saat kita lakukan pengimbauan untuk membubarkan diri, namun melawan petugas,” ujar Alfian.
Penangkapan ini menunjukkan bagaimana media sosial dapat disalahgunakan untuk memobilisasi massa dalam melakukan tindakan anarkis.
Kasus ini menjadi preseden baru dalam penegakan hukum di era digital, di mana provokasi virtual dapat berujung pada konsekuensi hukum yang nyata. HUM/GIT