JAKARTA, Memoindonesia.co.id – Skandal dugaan korupsi dalam pengadaan laptop Chromebook di lingkungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) semakin melebar.
Kejaksaan Agung (Kejagung) tak hanya memfokuskan penyidikan pada empat tersangka yang telah ditetapkan, tetapi juga mulai menyingkap peran pihak-pihak lain.
Nama Fiona Handayani, mantan Staf Khusus Mendikbudristek era Nadiem Makarim, kini muncul ke permukaan setelah ia diperiksa sebagai saksi dan diduga kuat terlibat dalam pusaran kasus ini.
Pemeriksaan intensif yang dilakukan Kejagung terhadap Fiona Handayani selama hampir sepuluh jam menjadi sinyal kuat bahwa penyidik tidak hanya mengejar pelaku utama, tetapi juga membongkar seluruh jaringan yang memuluskan proyek pengadaan ini.
Menurut Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung, Anang Supriatna, keterlibatan Fiona Handayani tidak bisa dianggap remeh.
“Dia sedikit banyak ikut terlibat dalam proses pengadaan itu bersama-sama dengan tersangka Jurist Tan (JT),” ungkap Anang.
Pernyataan ini memperkuat dugaan bahwa tindak korupsi ini dilakukan secara terstruktur dan terencana, melibatkan orang-orang terdekat di lingkaran kekuasaan.
Keterlibatan Fiona dan Jurist Tan menjadi sorotan karena keduanya adalah staf khusus yang memiliki akses langsung ke menteri. Modus operandi yang diduga digunakan adalah dengan memanfaatkan kedekatan mereka untuk memuluskan proyek pengadaan Chromebook.
Hal ini sejalan dengan temuan Kejagung sebelumnya mengenai keberadaan grup WhatsApp bernama ‘Mas Menteri Core Team’.
Grup percakapan ini disebut-sebut sebagai embrio dari proyek pengadaan yang bermasalah. Di dalamnya, Jurist Tan, Fiona Handayani, dan Nadiem Makarim diduga membahas rencana digitalisasi pendidikan, yang kemudian bermuara pada pengadaan laptop Chromebook.
Meskipun pihak pengacara Fiona membantah bahwa grup tersebut secara spesifik membahas Chromebook, penyidik memiliki alasan kuat untuk meyakini bahwa grup ini adalah wadah untuk merancang skema pengadaan yang berujung pada korupsi.
Kasus ini bermula dari program digitalisasi pendidikan yang dicanangkan Kemendikbudristek untuk periode tahun 2019-2022. Dalam perjalanannya, proyek pengadaan laptop Chromebook ini diduga disusupi praktik korupsi.
Kejaksaan Agung telah menetapkan empat tersangka yang memiliki peran masing-masing dalam skandal ini:
1. Sri Wahyuningsih (SW): Sebagai Direktur Sekolah Dasar Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah pada tahun 2020-2021, ia diduga berperan dalam menentukan spesifikasi dan alokasi anggaran yang menguntungkan pihak-pihak tertentu.
2. Mulyatsyah (MUL): Jabatannya sebagai Direktur SMP Kemendikbudristek 2020 menempatkannya sebagai salah satu pembuat kebijakan yang bisa memengaruhi jalannya proyek pengadaan.
3. Jurist Tan (JT/JS): Staf Khusus Mendikbudristek ini menjadi figur sentral. Ia diduga sudah merencanakan penggunaan laptop Chromebook sejak 2019 dan melobi berbagai pihak untuk memuluskan rencananya, termasuk menjadikan Ibrahim Arief sebagai konsultan.
4. Ibrahim Arief (IBAM): Sebagai Konsultan Perorangan Rancangan Perbaikan Infrastruktur Teknologi Manajemen Sumber Daya Sekolah, perannya vital dalam memberikan “restu” teknis terhadap pengadaan yang direncanakan Jurist Tan.
Dengan terungkapnya peran Fiona Handayani, Kejagung menunjukkan bahwa kasus ini tidak hanya melibatkan para pejabat struktural, tetapi juga orang-orang yang berada di lingkaran luar namun memiliki pengaruh kuat.
Hal ini menegaskan adanya kolaborasi antara berbagai pihak untuk mendapatkan keuntungan pribadi dari proyek pemerintah.
Langkah Kejagung dalam memeriksa Fiona Handayani merupakan babak baru dalam penanganan kasus ini. Tantangan terbesar kini adalah membongkar secara tuntas alur uang dan jaringan yang terlibat, terutama setelah Jurist Tan ditetapkan sebagai buronan.
Kejagung perlu terus mendalami setiap informasi, termasuk keberadaan Jurist Tan yang diduga berada di luar negeri.
Selain itu, pendalaman terhadap percakapan di grup WhatsApp ‘Mas Menteri Core Team’ akan menjadi kunci untuk mengungkap siapa saja yang terlibat dan seberapa jauh peran mereka. HUM/GIT