JAKARTA, Memoindonesia.co.id – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus mendalami kasus dugaan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) yang menjerat mantan Sekretaris Mahkamah Agung (MA) Hasbi Hasan.
Hari ini, Senin 28 Juli 2025, KPK memanggil Menas Erwin Djohansyah, seorang wiraswasta, sebagai saksi kunci. Pemanggilan ini bertujuan untuk mengungkap lebih jauh aliran dana dan aset Hasbi Hasan yang diduga berasal dari tindak pidana.
Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, menyatakan bahwa pemeriksaan terhadap Menas Erwin Djohansyah dijadwalkan terkait dugaan tindak pidana pengurusan perkara di lingkungan MA.
“KPK menjadwalkan pemeriksaan terkait dugaan tindak pidana pengurusan perkara di lingkungan Mahkamah Agung (MA),” ujar Budi. Meskipun detail pertanyaan belum dijelaskan, nama Menas Erwin menjadi sorotan karena terungkap dalam putusan vonis Hasbi Hasan sebelumnya.
Dalam putusan yang dibacakan di Pengadilan Tipikor pada Rabu 3 April 2024, Menas Erwin disebut-sebut sebagai pihak yang membiayai sewa kamar di Novotel Jakarta Cikini.
Kamar tersebut diduga digunakan Hasbi Hasan tidak hanya untuk membahas pengurusan perkara, tetapi juga untuk kepentingan pribadinya bersama dengan Windy Yunita Bastari Usman atau yang dikenal sebagai Windy Idol.
Tak hanya Novotel Jakarta Cikini, hakim juga menyebutkan adanya fasilitas kamar di Fraser Menteng yang turut digunakan oleh Hasbi Hasan bersama Windy.
Kamar ini juga menjadi lokasi pertemuan Hasbi untuk membahas perkara dengan Menas Erwin, Fatahillah Ramli, dan Christian Siagian.
Hasbi Hasan sendiri telah divonis 6 tahun penjara dalam kasus suap pengurusan perkara di MA, dan vonis tersebut telah dikuatkan hingga tingkat kasasi. Namun, kasusnya belum berhenti di situ. Hasbi Hasan kini berstatus tersangka TPPU, bersama dengan Windy Idol.
Pemanggilan Menas Erwin Djohansyah diharapkan dapat membuka tabir baru dalam kasus TPPU ini, terutama terkait asal-usul aset dan dana yang diduga dicuci. HUM/GIT