JAKARTA, Memoindonesia.co.id – Proses mediasi antara Nikita Mirzani dan dokter Reza Gladys terkait gugatan wanprestasi senilai Rp 100 miliar berakhir dengan ketegangan dan tanpa kesepakatan.
Alhasil, hakim mediator pun memutuskan untuk melanjutkan perkara ini ke pokok persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa 8 Juli 2025.
Kericuhan yang terjadi di ruang mediasi menyisakan kekecewaan mendalam dari pihak tergugat, dokter Reza Gladys.
Kuasa hukum Reza Gladys, Robert Par Uhum, mengungkapkan kekesalannya atas suasana mediasi yang disebutnya tidak kondusif.
“Tadi saya kecewa sekali, saya emosi melihat kuasa hukumnya Nikita. Ini pengadilan, ini bukan kafe atau warung kopi. Sejatinya kuasa hukum harus bisa menjaga kliennya bahwa kita ini sedang berada di pengadilan,” ujar Robert, usai persidangan.
Menurut Robert, timnya telah berupaya membuka jalur komunikasi dengan meminta usulan dari pihak Nikita Mirzani untuk mencari jalan tengah. Namun, mediasi disebut tak berjalan lancar karena Nikita Mirzani terus-menerus memotong pembicaraan.
“Ketika kami meminta usulannya apa untuk mediasi ini, apa yang diinginkan, mereka tidak mau mengatakan apa yang diinginkan. Giliran kami bicara, langsung disela terus oleh Nikita,” terangnya, menyoroti sikap artis berusia 39 tahun itu.
Tak hanya itu, Robert menyebut suasana mediasi berubah menjadi ribut ketika Nikita Mirzani diduga bersikap agresif, bahkan sampai menuding-nuding kliennya.
“Tadi klien saya dituding-tuding sudah kayak debat di kafe. Langsung saya katakan pada mediator, ini bukan mediasi. Ini keributan di ruang mediasi,” jelasnya geram.
Surya Batubara, kuasa hukum Reza Gladys lainnya, menambahkan bahwa mediasi seharusnya menjadi ruang untuk mencari solusi, bukan melayani emosi.
Ia menyayangkan pihak Nikita Mirzani yang justru membahas materi pidana alih-alih fokus pada mediasi perdata.
“Dia membahas materi pidana, untuk apa kami layani? Ini mediasi mencari solusi. Untuk apa kami melayani manusia yang emosi?” kata Surya.
Surya juga menuding gugatan wanprestasi yang dilayangkan Nikita Mirzani hanyalah taktik semata.
Menurutnya, tujuan utama gugatan ini adalah agar pihak Reza Gladys mengakui keberadaan suatu kesepakatan yang diklaim tidak pernah ada.
“Sebenarnya tujuan utama pihak penggugat untuk menggugat wanprestasi ini sehingga kami mengakui keberadaan kesepakatan itu. Padahal tidak ada sepakat. Tujuannya hanya itu. Makanya kami bilang wanprestasi ini modus dan halusinasi,” pungkasnya.
Sebagai informasi, gugatan wanprestasi senilai Rp 100 miliar yang diajukan Nikita Mirzani terhadap dokter Reza Gladys dan suaminya, Attaubah Mufid, berawal dari kejadian pada November 2024.
Nikita Mirzani menduga dokter Reza Gladys meminta dirinya untuk me-review produk skincare-nya dan menjanjikan bayaran sebesar Rp 4 miliar. HUM/GIT