JAKARTA, Memoindonesia.co.id – Mahkamah Agung menyerahkan sepenuhnya proses hukum mantan pejabatnya, Zarof Ricar, ke Kejaksaan Agung. Zarof merupakan tersangka kasus dugaan jual beli putusan bebas Gregorius Ronald Tannur.
Juru bicara Mahkamah Agung, Yanto, mengatakan pihaknya tak akan menelusuri lebih lanjut soal dugaan Zarof juga menjadi makelar sejumlah perkara lainnya.
Dugaan itu mencuat setelah Kejaksaan Agung menemukan uang senilai Rp 920 miliar di kediaman Zarof di Senayan, Jakarta Selatan. Selain itu, penyidik juga menemukan emas batangan dengan berat total 51 kilogram.
“Kalau berkaitan dengan barang bukti, itu proses hukum murni. Itu diserahkan semua ke penyidik, tim ini (tim pemeriksa) hanya melakukan pemeriksaan segi etiknya saja,” ujar Yanto saat mengumumkan hasil pemeriksaan 3 hakim MA yang menangani kasasi Ronald Tannur, Senin, 18 November 2024.
Kejagung menangkap Zarof Ricar karena menjadi penghubung antara pegacara Ronald Tannur, Lisa Rachmat, dengan tiga hakim Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Erintuah Damanik, Mangapul, dan Heru Hanindyo.
Ketiga hakim tersebut memberikan vonis bebas terhadap Ronald yang merupakan terdakwa kasus pembunuhan terhadap Dini Sera Afriliyanti.
Selain itu, tim penyidik Adhyaksa juga menemukan kertas catatan alokasi uang kepada tiga hakim agung yang menangani kasasi Ronald, Soesilo, Ainal Mardhiah dan Sutarjo.
Ketiga hakim tersebut menerima uang Rp 5 miliar sementara Zarof mendapat imbalan sebesar Rp 1 miliar atas jasanya.
Yanto meminta semua pihak menunggu proses penyidikan kejaksaan hingga berkas perkara dilimpahkan ke persidangan. Menurutnya, jika nanti perkara sudah dilimpahkan ke persidangan, maka akan terbuka asal usul uang tersebut.
“Proses hukum diserahkan ke penyidik,” ujar dia.
Mahkamah Agung juga sudah melakukan pemeriksaan dugaan pelanggaran kode etik terhadap tiga hakim agung yang menangani kasasi Ronald Tannur. Hasilnya, ketiganya dinyatakan tidak melakukan pelanggaran kode etik.
Sebelumnya, Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung Harli Siregar, mengatakan pihaknya juga tengah mengusut dugaan jual beli vonis lainnya yang melibatkan Zarof Ricar.
Zarof sempat mengaku menjadi makelar kasus sejak dia masih aktif di Mahkamah Agung, tepatnya pada 2012.
Harli menyatakan, tim penyidik Kejaksaan Agung berharap Zarof Ricar bisa bekerja sama mengungkap kasus-kasus tersebut dengan menjadi Justice collaborator atau pengungkap kebenaran. Namun, menurut Harli, hal itu merupakan keputusan pribadi Zarof.
“Terkait Rp 920 miliar masih terus didalami penyidik,” ujar dia, Senin, 18 November 2024. HUM/GIT