PASURUAN, Memoindonesia.co.id – Kecelakaan bus pariwisata yang mengangkut rombongan ziarah wali 5 dari Desa Karangjati, Pandaan, membawa luka mendalam. Terutama bagi keluarga korban tewas dalam kecelakaan di Desa Kemangi, Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik, Sabtu, 27 Januari 2024 malam.
Dari lima korban yang meninggal itu, dua korban merupakan ibu dan anak. Lalu, dua korban lainnya, kakak beradik. Keempatnya berasal dari Dusun Jetak, Desa Jatiarjo, Kecamatan Pandaan.
Dan satu korban lainnya atas nama Kasmini (63), warga Dusun Desa Wedoro, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan.
Dua korban yang masih sedarah adalah ibu dan anak. Mereka adalah Anik (51) dan AMR (17). Sementara, satu saudara atau kakak beradik adalah Noman Alif Agustiyahyah (28), dan UIM (18).
Informasi seputar kematian lima korban dan puluhan yang luka-luka itu sudah didengar warga Karangjati Pandaan, Sabtu malam hari. Mereka menunggu kedatangan korban tewas agar cepat bisa diterima oleh pihak keluarga.
Namun, proses administrasi dan pelayanan rumah sakit dengan banyaknya korban, menjadikan keluarga duka harus menunggu pada Minggu, 28 Januari 2024 pagi. Namun, baru pukul 10.20 WIB, iring-iringan ambulans dari Gresik melintas di depan gapura pintu masuk Dusun Jetak.
Keempat korban sama-sama diantarkan di rumah duka. Mereka berasal dari di RT yang sama yakni RT 4/RW 3, Dusun Jetak.
“Lha, itu rombongan ambulansnya sudah datang,” gumam Suyanto, salah satu warga Jetak.
Spontan, para keluarga dan warga yang sudah menyambutnya berjam-jam langsung menurunkan jenazah mereka untuk disalatkan di rumah duka.
Tangis haru dan teriakan bercampur menjadi satu, ketika satu per satu jenazah turun dari ambulans. Pihak keluarga pun tidak sanggup berkata-kata melihat jasad korban yang sudah dibalut kafan.
“Korban Noman dan UIM merupakan kakak beradik. Satu kartu keluarga (KK). Sedangkan korban Ibu Anik dan AMR adalah ibu dan anak,” jelas Sugeng Cahyono, Kaur Kesra Desa Karangjati saat berada di sekitar rumah duka, Minggu, 28 Januari 2024 siang.
Dalam pemakaman Minggu, 28 Januari 2024, yang menarik, empat korban ini pihak keluarganya masing-masing disepakati untuk dimakamkan dalam satu lahad. Kakak beradik dimakamkan dalam satu liang lahad.
Dan begitu pula dengan pemakaman korban ibu dan anaknya juga dalam satu liang lahad yang berbeda. Kematian para korban warga Dusun Jetak meninggalkan cerita tersendiri bagi warga, mereka mengungkapkan jika para korban dalam kesehariannya dikenal sebagai orang yang baik.
“Kita sering ketemu dengan para korban saat melaksanakan salat berjemaah di masjid,” ungkap Sugeng Cahyono. CAK/RAZ