JAKARTA, Memoindonesia.co.id – Satgas Antimafia Bola Polri melimpahkan enam tersangka, termasuk Vigit Waluyo, terkait kasus pengaturan skor (match fixing) di Liga 2 tahun 2018. Pelimpahan tahap II ini dilakukan setelah jaksa menyatakan bahwa berkas perkara sudah lengkap atau P21.
Kombespol Alfis Suhaili, Kasubdit II Dittipisiber Bareskrim Polri, menyatakan dalam konferensi pers di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, pada Rabu, 17 Januari 2024, bahwa proses penyidikan telah dinyatakan lengkap oleh jaksa penuntut umum.
Tahap kedua, berupa penyerahan tersangka dan barang bukti, dijadwalkan akan dilakukan pada Kamis, 18 Januari 2024.
“Karena tempat kejadian perkara, saksi-saksi, dan proses peradilan nanti akan dilaksanakan di wilayah hukum Daerah Istimewa Yogyakarta, maka besok kami akan menyerahkan kepada jaksa penuntut umum di sana, yaitu di Kejaksaan Negeri Sleman,” jelas Alfis.
Satgas Antimafia Bola Polri telah menetapkan delapan orang sebagai tersangka dalam kasus pengaturan skor Liga 2. Delapan tersangka tersebut terdiri dari pemberi dan penerima suap. Seorang tersangka berstatus buron (DPO).
“Ada tiga orang sebagai penyuap, dan empat orang sebagai penerima suap. Jadi ini sudah cukup bukti,” tambahnya.
Tujuh orang tersangka yang diserahkan meliputi Vigit Waluyo, KM (47), DRN (37) sebagai pihak pemberi suap, dan K (35), RP (45), AS (37), serta R sebagai penerima suap dari pihak wasit.
Semua tersangka dijerat dengan Pasal 2 dan/atau Pasal 3 Undang-Undang 11 Tahun 1980 tentang Tindak Pidana Suap, jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. Ancaman pidana yang dihadapi mencakup penjara selama 3-5 tahun dan denda maksimal Rp 15 juta.
Satgas Antimafia Bola Polri, yang dibentuk oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Ketua Umum PSSI Erick Thohir, bertujuan untuk membersihkan persepakbolaan Indonesia dari praktik mafia. Inisiatif pembentukan satgas ini adalah hasil instruksi langsung dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). CAK/RAZ