LUMAJANG, Memoindonesia.co.id – Gunung Semeru kembali mengalami letusan signifikan dengan menyemburkan abu tebal, Senin, 15 Januari 2024.
Berdasarkan observasi visual dari CCTV di Desa Oro-oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, tercatat empat kali letusan dengan tinggi mencapai 1.000 meter. Materi erupsi yang tersisa terlihat menumpuk di bibir kawah Jonggring Saloko.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Pos Pantau Gunung Semeru melaporkan bahwa dalam 6 jam terakhir, terjadi empat letusan dengan kolom abu setinggi 400-1.000 meter, berwarna putih kelabu yang condong ke timur laut.
Gunung Semeru, dengan ketinggian 3.676 mdpl dan tipe vulkanian serta strombolian, merupakan gunung bertipe strato. Puncaknya, Mahameru, memiliki kawah Jonggring Seloko di sebelah tenggara yang terbentuk sejak tahun 1912.
Kembali melihat sejarah aktivitas Gunung Semeru, tercatat sejumlah letusan dahsyat sejak tahun 1818.
Letusan pertama terjadi pada 8 November 1818, dan Gunung Semeru telah mencatatkan sejarah berbagai letusan hebat. Beberapa di antaranya adalah:
- Letusan pertama pada 8 November 1818, yang merupakan letusan awal sekitar 200 tahun yang lalu.
- 2 Februari 1994, dengan 9 kali letusan dan asap putih tebal mencapai ketinggian 500 meter, disertai 34 kali guguran lava ke arah Besuk Kembar sejauh 1 km.
- 23 Desember 2002, dengan 8 kali letusan di kawah utama, diikuti oleh satu letusan pada 25 Desember 2002, dan letusan berlanjut selama dua hari dengan guguran lava pijar memasuki bagian hulu Besuk Kembar sejauh 250 meter.
- 1 Desember 2020, letusan terbaru pada Selasa, diikuti guguran awan panas dari puncak dengan jarak luncur mencapai 2 hingga 11 kilometer.
Gunung Semeru tetap menjadi sorotan dengan aktivitas vulkaniknya, dan masyarakat di sekitar diminta untuk selalu waspada. CAK/RAZ