LUMAJANG, Memoindonesia.co.id – Gunung Semeru di Lumajang mengalami empat kali letusan dengan tinggi mencapai 1.000 meter.
Data ini didapatkan melalui observasi visual dari CCTV di Desa Oro-oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, yang menunjukkan puncak kawah Gunung Semeru menyemburkan abu tebal. Tersisa materi erupsi yang menumpuk di bibir kawah Jonggring Saloko.
Menurut laporan pengamatan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Pos Pantau Gunung Semeru, dalam 6 jam terakhir, terjadi empat letusan dengan kolom abu setinggi 400-1.000 meter, berwarna putih kelabu condong ke timur laut.
Laporan kegempaan PVMBG mencatat 15 kali gempa letusan dengan amplitudo 11-22 milimeter dan durasi 60-125 detik. Gempa embusan juga terjadi sekali dengan amplitudo 25 milimeter dan durasi 44 detik. Meskipun demikian, Gunung Semeru tetap berada pada status level III (Siaga).
Wawan Hadi Siswoyo, Kabid Pencegahan, Kesiapsiagaan, dan Logistik BPBD Lumajang, menyampaikan bahwa tidak ada laporan dampak langsung atas letusan tersebut.
Meskipun kondisi Gunung Semeru masih fluktuatif, masyarakat di sekitar lereng diminta untuk selalu waspada dan siaga. Wawan berkoordinasi dengan relawan dan petugas di Pos Pantau Curah Kobokan untuk mitigasi bahaya awan panas guguran (APG).
Warga diperbolehkan beraktivitas dengan mematuhi rekomendasi dan arahan PVMBG mengenai batas radius aman.
Wawan menegaskan perlunya tetap waspada tanpa perlu panik. PVMBG merekomendasikan agar masyarakat tidak melakukan aktivitas di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak kawah.
Di luar jarak tersebut, masyarakat diminta untuk tidak beraktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan.
Pihak PVMBG juga mengingatkan agar masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah/puncak Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar. CAK/RAZ