JAKARTA, Memoindonesia.co.id – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang dan ayahnya, HM Kunang, sebagai tersangka kasus dugaan suap proyek.
Penetapan tersebut menambah daftar bapak dan anak yang diproses hukum oleh KPK dalam perkara korupsi.
Penetapan tersangka terhadap Ade Kuswara Kunang dan HM Kunang dilakukan setelah keduanya terjaring operasi tangkap tangan (OTT) KPK pada Kamis 18 Desember 2025. Keduanya diduga menerima uang ijon terkait proyek pekerjaan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bekasi.
Plt Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu, menjelaskan uang ijon tersebut diberikan agar pihak tertentu memperoleh proyek yang rencananya akan dikerjakan pada tahun anggaran mendatang.
Total uang ijon yang diterima Ade Kuswara Kunang dan HM Kunang mencapai Rp 9,5 miliar. Pemberian uang dilakukan sebanyak empat kali melalui sejumlah perantara.
Atas perbuatannya, Ade Kuswara Kunang dan HM Kunang dijerat Pasal 12 huruf a atau Pasal 11 serta Pasal 12B Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
Keduanya juga dijerat Pasal 5 ayat (1) huruf a atau b atau Pasal 13 Undang-Undang Tipikor juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
Kasus Ade Kuswara Kunang dan HM Kunang menambah deretan perkara korupsi yang melibatkan hubungan bapak dan anak.
Sebelumnya, KPK juga pernah memproses Zulkarnaen Djabbar dan putranya Dendy Prasetia, mantan Wali Kota Kendari Asrun dan putranya Adriatma Dwi Putra, serta mantan Bupati Bandung Barat Aa Umbara dan anaknya Andri Wibawa.
Selain itu, mantan Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari juga tercatat mengikuti jejak ayahnya, almarhum Syaukani Hasan Rais, yang lebih dulu diproses hukum dalam perkara korupsi.
KPK menegaskan akan terus menindak praktik korupsi yang melibatkan pejabat publik tanpa pandang bulu, termasuk yang melibatkan hubungan keluarga. HUM/GIT

