SURABAYA, Memoindonesia.co.id – Zannuba Ariffah Chafsoh, atau Yenny Wahid, salut dengan gagasan para milenial saat bertahap muka langsung dalam bincang-bincang santai di lesehan Jalan Simpang Dukung, Jumat malam, 24 November 2024.
Putri Presiden RI ke-4, Abdurrahman Wahid, tanpa tanda-tanda sebagai anak mantan presiden, berbincang santai, menyimak aspirasi, dan menerima masukan dari berbagai saran untuk masa depan bangsa.
Langkah-langkah untuk mendukung Ganjar Pranowo dan Mahfud MD di Pilpres 2024, khususnya dalam bersua dengan anak-anak milenial di Kota Pahlawan, menjadi fokusnya.
“Tidak ada agenda khusus, hanya ingin jalan-jalan ke Surabaya. Saat lewat di kawasan Jalan Tunjungan, sangat ramai. Setelah berputar-putar, ternyata mendapat tempat di Simpang Dukuh,” ucap wanita kelahiran Jombang 49 tahun yang lalu.
Puluhan orang bergabung dengannya sejak jam 21.30 WIB. Dalam cangkrukan tersebut, terdapat perwakilan dari Barikade Gus Dur Surabaya dan Jawa Timur, serta Ketua Komunitas Milenial Ganjar (Kolega) Jatim, Billy Handiwiyanto.
Kunjungannya ke Surabaya dan cangkrukan di Simpang Dukuh menandai akhir dari serangkaian kegiatan di wilayah Tapal Kuda, Situbondo, Probolinggo, Jember, dan Lumajang untuk silaturahmi di ponpes-ponpes di wilayah tersebut.
Kegiatan tersebut berlangsung sejak tanggal 21-24 November 2023. Setelah menjelajahi wilayah timur, Yenny singgah di Surabaya sebelum melanjutkan kegiatan selanjutnya di luar Jatim.
Di tengah-tengah kaum muda Surabaya, Yenny berbincang santai dengan Billy Handiwiyanto dan timnya untuk mendengar keinginan para milenial.
Melihat antusiasme mereka, Yenny Gus Dur menyatakan optimisme bahwa pasangan Ganjar-Mahfud akan mendapatkan dukungan signifikan dari kalangan anak-anak muda di Pilpres 2024.
“Kalau saya sih cukup optimis. Saya targetnya suara Islam dan menggarap suara anak muda (milenial dan Gen Z, red). Jadi dua ini yang saya garap,” tambah Yenny Wahid.
Ia mengaku telah menghabiskan empat hari berkeliling Jawa Timur untuk konsolidasi gerakan dan penyamaan persepsi guna mendukung Ganjar-Mahfud, terutama di basis-basis pesantren.
“Hasilnya cukup menggembirakan,” ucap Yenny Wahid.
“Kalau suara nasionalis sudah jelas digarap oleh PDIP,” lanjutnya.
Oleh karena itu, Yenny lebih fokus untuk meraih dukungan dari anak-anak muda atau milenial di kota, termasuk kalangan santri. Sejumlah program Ganjar-Mahfud sudah disiapkan khusus untuk mereka.
“Misalnya, beasiswa yang lebih banyak lagi untuk santri. Karena saat ini memang ada beasiswa untuk masyarakat umum, tapi santri kadang-kadang sulit bersaing karena ada beberapa Pondok Pesantren yang ijazahnya tidak diterima,” terang Yenny.
Melihat fenomena tersebut, Ganjar-Mahfud membawa program-program untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
“Misalnya, untuk menyamakan ijazah, agar semua ijazah dari pesantren bisa diterima dengan baik,” tandas Yenny.
Menurut Yenny, permasalahan tersebut sebenarnya sudah pernah dibawa ke Pemerintah Pusat, namun hingga kini belum ada solusinya.
Sementara itu, Billy Handiwiyanto merasa kagum dengan solusi-solusi dari gagasan yang disampaikan.
“Solusi yang disampaikan oleh Bu Yenny sangat sejalan dengan pemikiran-pemikiran milenial. Maka, secepatnya akan kita laksanakan dengan program-program milenial yang sangat bermanfaat,” ujar Billy. BAD/BOY