MemoIndonesia.co.id
  • Beranda
  • Nasional
  • Pemerintahan
  • Politik
  • Hukum
  • Ekbis
  • Pendidikan
  • Seni Budaya
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Indeks
MemoIndonesia.co.id
  • Beranda
  • Nasional
  • Pemerintahan
  • Politik
  • Ekbis
  • Hukum
  • Gaya Hidup
  • Foto
  • Indeks
Search
  • Kategori Berita
    • Nasional
    • Pemerintahan
    • Politik
    • Hukum
    • Peristiwa
    • Pendidikan
    • Ekbis
    • Seni Budaya
    • Olahraga
    • Religi
    • Gaya Hidup
    • Hiburan
  • Link Terkait
    • Redaksi
    • Tentang Kami
    • Kontak
    • Disclaimer
    • Privacy Policy
    • Pedoman Media Siber
Have an existing account? Sign In
Follow US
Copyright 2023 - MemoIndonesia.co.id

Jangan Asingkan Permainan Tradisional dari IKM

Kearifan Lokal adalah Upaya Strategis Membangun Karakter Bangsa di Era Gobal

Publisher: Redaksi 3 Juni 2023 2 Min Read
Share
Permainan cublak-cublak suwung salah satu permainan tradisional yang berangsur-angsur mulai tergerus oleh kehadiran gadget.
Ad imageAd image

Gresik – Menggali nilai-nilai kearifan lokal, merupakan upaya strategis dalam membangun karakter bangsa di era global. Semua yang berkecimpung di dunia pendidikan, tak boleh terasing dari peran untuk terus nguri-uri dan menancapkan kearifan lokal pada pondasi terbawah nan kokoh pada diri setiap siswa.

Agus Setiawan S.Pd, M.Pd, Kepala SMAN 1 Kedamean Gresik mengatakan, sejatinya kearifan lokal itu bersumber pada nilai-nilai agung yang terkandung dalam Pancasila.

“Memunculkan kembali berbagai permainan tradisional di tengah kepungan gadget yang seakan menguasai relung hidup siswa, itu sangat penting. Hal ini dapat dimaknai sebagai salah satu upaya pembentukan dan penguatan profil pelajar Pancasila yang gaungnya menggema seiring dikobarkannya Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM),” ujar Agus, yang mantan seorang jurnalis ini.

Baca Juga:  Ricuh Pesilat di Gresik Usai Bagi Takjil, Satu Orang Terluka

Lanjut Agus, seperti halnya yang terperaga dalam pembelajaran di SMAN 1 Kedamean, Gresik. Dalam pembelajaran Sosiologi, misalnya, guru melaksanakan pembelajaran di luar ruang.

“Guru memberi kebebasan pada siswa, secara berkelompok mempraktikkan permainan tradisional setempat, seperti: cublak-cublak suwung, congklak, engkle, slebur, dakonan, gobaksodor, bentengan. Permainan tersebut mungkin sudah terlupakan atau bahkan tak pernah menyentuh kehidupan masa kecil siswa,” sambungnya.

Alhasil, cercah bahagia terpancar dari teriakan, tawa yang terbungkus di antara keseriusan untuk dapat memenangi permainan gobaksodor dan bentengan yang dimainkan berkelompok, mengandalkan fisik dan jitunya taktik.

“Kebersamaan adalah modal dasar untuk memenaginya. Hal ini didapati siswa setelah mereka merasakan langsung kemudian mempresentasikan apa makna dan hikmah dari permainan tradisional yang telah mereka peragakan,” bebernya.

Baca Juga:  Beri Perlindungan Tanah Wakaf dan Aset NU, Kantah Gresik Jalin Kerja Sama dengan PCNU

Untuk itu, masih kata Agus, siswa yang telah memeragakan permainan cublakcublak suwung dapat menggali sendiri berbagai kearifan lokal.

Seperti dikatakan Galuh Pramita, siswa kelas X.1, yang telah memraktekkan permainan tradisional tersebut.

“Dalam permainan ini diperlukan kejujuran, bisa menahan emosi, mengedepankan toleransi dan mengutamakan sportifitas. Permainan tradisional, sebagai kearifan lokal memiliki kekuatan dahsyat dalam Implementasi Kurikulum Merdeka,” papar Galuh meyakinkan. (*/BOY)

TAGGED: Agus Setiawan, Budaya, Gresik, Implementasi Kurikulum Merdeka, Permainan Tradisional Diasingkan, SMAN 1 Kedamean, Tradisional
Share this Article
Facebook Twitter Pinterest Whatsapp Whatsapp Print
What do you think?
Love0
Sad0
Happy0
Sleepy0
Angry0
Wink0
Leave a comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ad imageAd image

BERITA TERKINI

Eks Penyidik KPK Yudi Purnomo Pilih Tak Kembali ke KPK: Ingin Jaga dari Luar
19 Oktober 2025
Gus Ipul Serahkan Santunan dan Bantuan Sosial ke Keluarga Korban Ponpes Al-Khoziny
19 Oktober 2025
Eks Danpaspampres Era Jokowi Marsda Wahyu Hidayat Dimakamkan di TMB Jatisari
19 Oktober 2025
Eks ‘Raja OTT’ Harun Al Rasyid Tak Ingin Kembali ke KPK, Pilih Mengabdi di Kementerian Haji dan Umrah
19 Oktober 2025
Eks Pegawai KPK Minta Hak Dikembalikan, Sebut Dipecat Secara Sewenang-wenang
19 Oktober 2025
Ad imageAd image

NASIONAL

Eks Penyidik KPK Yudi Purnomo Pilih Tak Kembali ke KPK: Ingin Jaga dari Luar
19 Oktober 2025
Gus Ipul Serahkan Santunan dan Bantuan Sosial ke Keluarga Korban Ponpes Al-Khoziny
19 Oktober 2025
Eks Danpaspampres Era Jokowi Marsda Wahyu Hidayat Dimakamkan di TMB Jatisari
19 Oktober 2025
Eks ‘Raja OTT’ Harun Al Rasyid Tak Ingin Kembali ke KPK, Pilih Mengabdi di Kementerian Haji dan Umrah
19 Oktober 2025

TERPOPULER

Haikal Pulang dengan Senyum, Korban Ponpes Al Khoziny yang Jalani Amputasi
17 Oktober 2025
Ammar Zoni Dipindah ke Lapas Nusakambangan Usai Tertangkap Edarkan Narkoba di Dalam Rutan
17 Oktober 2025
AHY Bahas Rencana Pemerintah Bantu Pembangunan Kembali Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo
17 Oktober 2025
Korban Ponpes Al-Khoziny, Haikal, Pulang ke Probolinggo Setelah 20 Hari Dirawat
17 Oktober 2025

Baca Berita Lainnya:

Hukum

Eks Penyidik KPK Yudi Purnomo Pilih Tak Kembali ke KPK: Ingin Jaga dari Luar

Pemerintahan

Gus Ipul Serahkan Santunan dan Bantuan Sosial ke Keluarga Korban Ponpes Al-Khoziny

Nasional

Eks Danpaspampres Era Jokowi Marsda Wahyu Hidayat Dimakamkan di TMB Jatisari

Hukum

Eks ‘Raja OTT’ Harun Al Rasyid Tak Ingin Kembali ke KPK, Pilih Mengabdi di Kementerian Haji dan Umrah

MemoIndonesia.co.id

Memo Indonesia adalah media online yang menyajikan beragam informasi dari seluruh sudut nusantara.

Quick Links
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
  • Pedoman Pemberitaan Ramah Anak
About US
  • Kontak
  • Tentang Kami
  • Karir
  • Redaksi

Copyright 2023 – MemoIndonesia.co.id

Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?