KARANGANYAR, Memoindonesia.co.id – Dua pelari meninggal dunia saat mengikuti ajang trail run Siksorogo Lawu Ultra 2025. Panitia penyelenggara mengakui adanya kekurangan personel dan menyatakan akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap rute serta penempatan tenaga medis.
Direktur Acara Siksorogo, Rachmat Septiyanto, menyatakan pihaknya segera melakukan pembenahan setelah insiden dua peserta yang meninggal dunia pada Minggu 7 Desember 2025.
Ditemui di rumah duka salah satu korban, Pujo Buntoro, di Karanganyar, Senin 8 Desember 2025, Rachmat menegaskan bahwa rute perlombaan akan dikaji ulang.
“Evaluasi jelas untuk rutenya akan kita evaluasi lagi yang pertama, terus kemudian untuk tenaga medisnya mungkin akan kita tambah,” katanya.
Rachmat menuturkan bahwa lonjakan peserta tahun ini turut mempengaruhi kesiapan panitia. Total peserta mencapai sekitar 5.700 orang dari dalam dan luar negeri, jauh lebih banyak dibanding tahun-tahun sebelumnya.
“Karena memang tahun ini juga sebenarnya kebetulan pesertanya yang lebih banyak, makanya mungkin kita kurang personel,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa tim evakuasi akan ditambah serta disebar di lebih banyak titik agar penanganan dapat dilakukan lebih cepat apabila terjadi keadaan darurat.
“Terus untuk, apa namanya, tim evakuasi harus kita sediakan di lebih banyak lagi titik-titiknya biar lebih cepat lagi kita bisa menanganinya,” jelasnya.
Panitia juga mengungkapkan adanya perubahan rute pada Siksorogo Lawu Ultra 2025, yang disebut lebih panjang dan memiliki elevasi lebih tinggi dibanding edisi sebelumnya.
Meski demikian, panitia menegaskan bahwa dua korban yang meninggal berasal dari kategori fun run, bukan kategori ekstrem.
Penyelidikan terkait penyebab kematian kedua peserta masih berlangsung. Panitia menyatakan siap memberikan keterangan dan kooperatif dengan pihak berwenang.
Rachmat memastikan keselamatan peserta akan menjadi prioritas utama pada penyelenggaraan tahun mendatang. HUM/GIT

