SIDOARJO, Memoindonesia.co.id – Suasana duka menyelimuti Desa Singopadu, Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo. Warga berduyun-duyun mendatangi rumah duka untuk menyambut kedatangan jenazah Fairuz Shirojuddin (16), santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny yang menjadi korban meninggal akibat runtuhnya bangunan pesantren tersebut.
Jenazah Fairuz tiba di rumah duka pada Rabu 16 Oktober 2025 malam sekitar pukul 21.00 WIB, setelah sebelumnya menjalani proses identifikasi di RS Bhayangkara Polda Jatim.
Tangis haru pecah saat peti jenazah diturunkan dari mobil ambulans. Keluarga, kerabat, dan tetangga tidak kuasa menahan air mata.
Fairuz merupakan anak kedua dari pasangan Sukirman (60) dan Febri (40), warga Jalan Singajaya, RT 001, RW 001, Desa Singopadu, Kecamatan Tulangan. Ia memiliki saudara kembar bernama Fairocha (16) yang kini duduk di bangku SMK Negeri 2 Krian.
Kakak kandung almarhum, Wahyu Ilham Permadani, menyampaikan bahwa Fairuz dikenal sebagai anak yang rajin beribadah dan memiliki keinginan kuat untuk menimba ilmu agama di Ponpes Al-Khoziny.
“Dia itu kembar. Nomor satu yang meninggal, adiknya yang nomor dua,” ujar Wahyu saat ditemui di rumah duka, Rabu 15 Oktober 2025.
Wahyu menambahkan, Fairuz sudah menjadi santri Al-Khoziny sejak lulus SD. “Keinginannya sendiri mondok di sana. Sekarang kelas 2 SMA. Waktu terakhir pulang itu pas Maulid Nabi, awal September,” tuturnya dengan mata berkaca-kaca.
Meski keluarga sangat terpukul, mereka berusaha ikhlas menerima kepergian Fairuz sebagai takdir Allah SWT. Dukungan moral dari keluarga besar dan warga sekitar terus berdatangan di rumah duka maupun di pemakaman umum Desa Singopadu. HUM/GIT