SURABAYA, Memoindonesia.co.id – Ketua Pengajian Al Hidayah Partai Golkar Surabaya, Pertiwi Ayu Krishna, menyampaikan keprihatinannya terkait insiden demonstrasi berujung ricuh hingga menyebabkan seorang pengemudi ojek online (ojol) tertabrak mobil taktis Brimob.
Peristiwa tersebut, menurutnya, juga diperburuk dengan penanganan aparat yang dinilai represif sehingga memicu kemarahan masyarakat.
Kericuhan itu bahkan berimbas pada aksi massa yang melempari Markas Brimob di kawasan Kwitang. Krishna menilai, kondisi ini bisa berbahaya jika tidak segera ditangani secara bijak dan berimbang.
“Kami, Ketua Pengajian Al Hidayah Partai Golkar Kota Surabaya, amat sangat prihatin dengan kejadian dalam demo kemarin. Penanganan yang represif menjadi pemicu terjadinya kemarahan masyarakat, khususnya para pengemudi ojol. Hingga markas Brimob di daerah Kwitang ikut dilempari massa,” ujarnya, Jumat, 29 Agustus 2025.
Sebagai putri TNI, Krishna juga menyampaikan harapan agar Tentara Nasional Indonesia (TNI) ikut turun tangan untuk membantu mediasi dan pengamanan. Menurutnya, keterlibatan TNI penting demi menjaga stabilitas serta mencegah terulangnya konflik besar seperti kerusuhan tahun 1998.
“Saya sebagai keluarga dan putri TNI berharap persoalan ini wajib dibantu oleh TNI, tidak hanya untuk memediasi tetapi juga menjaga agar situasi tidak semakin rawan. Kita harus waspada jangan sampai ada pihak-pihak yang menunggangi kejadian ini demi kepentingan tertentu,” tambahnya.
Krishna menegaskan bahwa semua pihak harus menahan diri dan mengedepankan dialog agar kondisi tetap kondusif. Ia berharap, aparat dan masyarakat bisa sama-sama menahan emosi demi menjaga keamanan bersama.
“Semoga tidak ada lagi pihak yang menunggangi situasi ini. Harapan kita semua, Surabaya dan Indonesia tetap aman, damai, dan kondusif,” tutupnya. HUM/BAD