SURABAYA, Memoindonesia.co.id — Partai Golkar Kota Surabaya resmi membuka Musyawarah Daerah (Musda) XI pada Selasa, 12 Agustus 2025 di Hotel Wyndham, Surabaya. Bukan sekadar agenda lima tahunan, Musda ini menjadi medan strategis untuk mengonsolidasikan kekuatan, mengevaluasi capaian, dan merumuskan langkah besar menuju 2025–2030.
Dalam forum yang dihadiri sekitar 350 peserta dari 8 unsur partai, termasuk ormas pendiri dan sayap Golkar, suasana Musda terasa berbeda: penuh gairah, solid, dan berorientasi masa depan.
Ketua Panitia Musda XI, Achmad Nurjayanto, menegaskan bahwa forum ini bukan acara seremonial belaka.
“Musda ini adalah titik balik. Kita tidak hanya memilih pemimpin baru, tapi menetapkan arah tempur untuk lima tahun ke depan. Golkar Surabaya harus jadi kekuatan politik yang tak hanya hadir di kertas suara, tapi nyata membangun kota,” ujarnya tegas.
Momen istimewa juga terlihat dari kehadiran tiga generasi Ketua DPD Golkar Surabaya: Dr. H. Adies Kadir, SH, M.Hum (2010–2015), H. Blegur Prijanggono (2015–2020), dan H. Arif Fathoni (2020–2025) — simbol kesinambungan dan kekuatan lintas zaman.
Arif Fathoni, Ketua DPD Golkar Surabaya, dalam pidatonya menekankan pentingnya Musda sebagai trigger militansi dan pemersatu kader.
“Tidak ada kemenangan tanpa konsolidasi. Tidak ada kejayaan tanpa persatuan. Musda XI ini harus jadi mesin penggerak kemenangan Golkar — dari Pilpres, Pileg, hingga Pilkada 2029,” tegasnya.
Ia juga menyentil sistem demokrasi yang masih prosedural, menyoroti banyaknya keluhan soal kecurangan Pemilu 2024, dan mendorong reformasi politik nasional yang lebih substansial.
Tak kalah penting, Arif menyampaikan bahwa Surabaya kini tengah bersiap menghadapi pemekaran dapil.
“Penduduk sudah lebih dari 3 juta. Kursi DPRD akan naik dari 50 jadi 55. Ini bukan hanya peluang — ini panggilan. Kader Golkar harus tampil, berkarya, dan mengabdi lebih luas lagi,” serunya.
Musda XI Golkar Surabaya bukan sekadar memilih Ketua baru. Ini adalah deklarasi politik: bahwa Golkar siap tampil lebih kuat, lebih solid, dan lebih relevan dalam setiap denyut pembangunan Kota Pahlawan. HUM/BAD