JAKARTA, Memoindonesia.co.id – Panggung politik Indonesia kembali diwarnai kasus korupsi. Kali ini, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjaring Bupati Kolaka Timur, Abdul Azis, dalam sebuah operasi tangkap tangan (OTT) yang menghebohkan.
Penangkapan ini menambah daftar panjang kepala daerah yang terjerat dugaan korupsi, sekaligus mengundang perhatian publik untuk menelusuri jejak karier dan kekayaan sosok yang baru saja dilantik pada awal tahun ini.
Penangkapan Abdul Azis dilakukan setelah ia selesai mengikuti acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai NasDem di Makassar.
“Sudah semalam dan saat ini sedang menjalani pemeriksaan di Polda Sulsel,” terang Wakil Ketua KPK Fitroh Rohcahyanto pada Jumat 8 Agustus 2025.
Penangkapan ini berawal dari pengembangan OTT di tiga lokasi berbeda yaitu Sulawesi Tenggara, Jakarta, dan Sulawesi Selatan, yang terkait dengan dugaan kasus dana alokasi khusus (DAK) untuk pembangunan rumah sakit.
Perjalanan Karier yang Melejit: Dari Polisi hingga Bupati Termuda
Lahir di Enrekang, Sulawesi Selatan, pada 5 Januari 1986, Abdul Azis memulai kariernya di jalur yang tidak biasa bagi seorang politisi. Setelah menyelesaikan pendidikan di Diktukba Polri pada 2004, ia mengabdikan dirinya sebagai anggota Badan Intelijen dan Keamanan (Badit Intelkam) Polda Sulawesi Tenggara.
Dedikasinya di institusi kepolisian membawanya dipercaya menjadi ajudan pribadi Gubernur Sultra pada 2018, sebuah posisi yang memberinya akses dan pengalaman luas dalam dunia birokrasi.
Titik balik karier politiknya terjadi pada 24 Agustus 2022, saat ia dilantik sebagai Wakil Bupati Kolaka Timur untuk sisa masa jabatan 2021-2026. Tak lama setelah itu, ia diberi mandat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Bupati.
Kariernya terus meroket ketika pada Pilkada 2024, kader Partai NasDem ini maju dan berhasil memenangkan suara rakyat.
Ia resmi dilantik sebagai Bupati Kolaka Timur periode 2025-2030 pada 20 Februari 2025 di Istana Negara, menjadikannya salah satu bupati termuda di Indonesia.
Selama menjabat, Abdul Azis dikenal aktif dengan berbagai program inovatif. Ia meluncurkan program ketahanan pangan nasional, memperkuat komitmen terhadap generasi sehat dan cerdas melalui program Makan Bergizi Gratis (MBG), dan menginisiasi Listrik Masuk Sawah (LMS) untuk meningkatkan produktivitas petani.
Kontribusinya ini bahkan membuatnya menerima sejumlah penghargaan, seperti Kendari Pos Award dan penghargaan dari Kementerian Hukum dan HAM.
Harta Kekayaan Miliaran yang Mencengangkan
Di balik kariernya yang cemerlang, sorotan publik juga tertuju pada harta kekayaannya yang terbilang fantastis. Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) periode 2024 yang disampaikan pada 25 Maret 2025, total kekayaan Abdul Azis mencapai Rp 7.991.694.886.
Aset terbesar yang dimilikinya adalah tanah dan bangunan senilai Rp 6.410.000.000. Aset ini tersebar di beberapa lokasi, seperti Kendari dan Mamuju, yang sebagian besar merupakan hasil jerih payah sendiri dan sebagian lainnya adalah warisan.
Selain properti, Abdul Azis juga memiliki aset lain yang cukup besar, di antaranya:
1. Alat Transportasi dan Mesin: Total senilai Rp885.000.000, termasuk dua mobil mewah (Toyota Hilux dan Toyota Innova Venturer) serta dua unit motor.
2. Harta Bergerak Lainnya: Senilai Rp268.950.000.
3. Kas dan Setara Kas: Senilai Rp533.744.886.
Meskipun tercatat memiliki utang sebesar Rp 106.000.000, total kekayaan bersihnya tetap berada di angka yang mengesankan. HUM/BOY