TERNATE, Memoindonesia.co.id — Sebanyak 23 warga negara (WN) Vietnam diamankan oleh Kantor Imigrasi Ternate setelah diduga melakukan aktivitas yang tidak sesuai dengan tujuan kunjungan mereka di Indonesia.
Pengungkapan ini bermula dari laporan pihak penginapan Tiara Inn, Kamis, 24 Juli 2025, yang mencurigai keberadaan sembilan WN Vietnam. Merespons cepat laporan, tim Intelijen dan Penindakan Keimigrasian langsung melakukan pemantauan intensif selama 24 jam.
Kepala Kantor Wilayah Ditjen Imigrasi Maluku Utara, Mohammad Ridwan, mengungkapkan, bahwa pada Sabtu, 26 Juli 2025, tim mendapat informasi tambahan soal penangkapan 30 WN Vietnam di Bau-Bau oleh imigrasi setempat. Informasi itu memperkuat kecurigaan adanya jejaring kegiatan mencurigakan lintas daerah.
Tim Inteldakim kemudian segera mengamankan sembilan WN Vietnam dari Tiara Inn dan membawanya ke kantor imigrasi untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dari hasil pendalaman, diketahui ada 14 WN Vietnam lain yang menginap di sebuah rumah kontrakan di Kelurahan Akehuda, Kecamatan Ternate Utara.
Tim kembali bergerak pada pukul 18.00 WIT dan berhasil mengamankan seluruhnya. Total 23 WN Vietnam kini menjalani proses hukum imigrasi. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa seluruhnya masuk ke Indonesia dengan Bebas Visa Kunjungan (BVK) 30 hari.
- 9 orang masuk melalui Bandara Ngurah Rai, Denpasar pada 23 Juli dan langsung menuju Ternate via Makassar.
- 14 lainnya masuk melalui Bandara Soekarno-Hatta pada 11 Juli, lalu beraktivitas di Ternate, sempat berpindah ke Ambon selama 9 hari, dan kembali lagi ke Ternate.
Namun, aktivitas mereka selama di Indonesia tidak sesuai dengan maksud kedatangan. Mereka diduga melanggar aturan keimigrasian, bahkan membahayakan ketertiban umum.
Berdasarkan hal tersebut, Pasal 75 Ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian dijadikan dasar hukum untuk menjatuhkan Tindakan Administratif Keimigrasian (TAK) berupa deportasi dan pencekalan terhadap 23 WN Vietnam tersebut.
“Kami tidak akan mentolerir pelanggaran keimigrasian dalam bentuk apapun. Deportasi ini diharapkan memberi efek jera kepada siapa pun yang coba bermain-main dengan hukum di wilayah kami,” tegas Ridwan.
Ia juga mengapresiasi partisipasi masyarakat dan pengelola penginapan atas laporan cepat yang menjadi kunci keberhasilan operasi ini.
Sementara itu, Kakanim Imigrasi Ternate, Pitono menegaskan komitmennya untuk terus hadir menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban wilayah Maluku Utara dari ancaman pelanggaran keimigrasian oleh warga negara asing. HUM/CAK