SURABAYA, Memoindonesia.co.id — Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji, angkat suara terkait maraknya laporan penipuan perumahan yang menjerat ratusan warga Kota Pahlawan. Hal ini sempat membuat mantan Ketua DPRD Surabaya ini geram dengan ulah pengembang nakal.
Ia menyebut modus pengembang nakal yang menjual rumah fiktif dengan janji manis cicilan ringan hingga cash keras telah memakan korban dalam jumlah fantastis, baik secara jumlah maupun nilai kerugian.
“Saya tidak terima! Ini bukan sekadar prank, ini murni penipuan. Korbannya ratusan orang, miliaran rupiah raib,” tegas Armuji, Senin, 7 Juli 2025.
Pria yang akrab disapa Cak Ji itu mengungkapkan, sebagian besar korban terjebak karena tergiur iklan di media sosial dan marketplace yang menawarkan rumah murah, uang muka ringan, hingga iming-iming legalitas lengkap.
Faktanya, banyak rumah yang dijanjikan tak kunjung dibangun, atau hanya berupa bangunan setengah jadi. Bahkan ada yang sudah lunas namun tak juga menerima kunci rumah.
Lebih parahnya lagi, beberapa pengembang memanfaatkan dalih “lelang aset” atau skema investasi properti bodong untuk menjerat warga. Salah satu kasus yang mencuat adalah perumahan Cassie yang dipasarkan oleh perusahaan properti swasta, namun gagal direalisasikan.
“Sudah ada yang sampai tahap pengadilan. Ada yang minta refund, ada yang tuntut bangunan diserahterimakan. Tapi pengembang hanya beri janji kosong. Ini semrawut!,” tegas Armuji.
Saat ini, Pemkot Surabaya melalui Rumah Aspirasi Armuji telah memediasi sedikitnya tiga kelompok besar korban penipuan pengembang. Termasuk salah satu pengembang berinisial Y, yang telah menerima uang miliaran rupiah dari warga tanpa realisasi pembangunan.
Tak hanya menerima pengaduan, Armuji juga mendorong para korban untuk melapor ke pihak kepolisian. Menurutnya, jika unsur pidana penipuan terpenuhi, aparat hukum harus bertindak tegas.
“Ini soal keadilan. Banyak warga sedang kesulitan ekonomi, jadi korban karena berharap punya rumah. Polisi dan pengadilan harus gunakan hati nurani dalam menangani kasus ini,” tegasnya.
Armuji memastikan Pemkot Surabaya tidak akan tinggal diam. Ia berkomitmen terus mengawal kasus ini hingga para korban mendapatkan haknya.
“Warga harus dilindungi, bukan jadi korban permainan kotor pengembang,” pungkasnya. HUM/BAD