JAKARTA, Memoindonesia.co.id – Sidang kasus dugaan penyalahgunaan narkotika yang menjerat musisi legendaris, Fariz RM, kembali digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Kamis 26 Juni 2025.
Sidang kali ini menghadirkan saksi kunci, Andres Deni Kristyawan, yang merupakan mantan sopir pribadi Fariz RM. Kesaksiannya di hadapan majelis hakim mengungkap kronologi mengejutkan terkait permintaan pembelian narkoba.
Dalam keterangannya, Andres membeberkan bagaimana ia diminta oleh Fariz RM untuk membeli dan mengirimkan narkoba jenis ganja dan sabu. Semua bermula pada 15 Februari, saat Fariz RM menghubunginya.
“Pada 15 Februari, kebetulan Pak Fariz menelpon saya, ‘Ada pekerjaan di Jakarta’,” tutur Andres di ruang sidang.
Percakapan yang awalnya terkesan biasa itu ternyata berlanjut dengan permintaan khusus yang tak terduga. Melalui pesan WhatsApp, Fariz RM memberikan instruksi pembelian narkoba menggunakan kode rahasia.
“Pada saat itu Pak Fariz menghubungi saya melalui WhatsApp, dijelaskan untuk masalah pekerjaan dan pengambilan ganja. ‘Tolong siapkan juga di situ sejumlah ganja dan sabu’,” beber Andres. Ia pun menjelaskan kode yang digunakan: ‘Hijau’ untuk ganja dan ‘Putih’ untuk sabu.
Andres mengungkapkan bahwa narkoba tersebut diminta untuk dikirimkan ke sebuah hotel bernama Orion di kawasan Jakarta Pusat. Proses pengirimannya pun dilakukan secara terselubung untuk menghindari kecurigaan. Ia mengemas barang haram itu dalam sebuah amplop dan menitipkannya di resepsionis.
“Saya titipkan ke resepsionis, kemas di dalam amplop. Saya bilang ‘Untuk Pak Fariz, obat’,” jelasnya.
Menariknya, saat pengambilan pertama, ganja belum tersedia. Alhasil, hanya sabu yang berhasil diambil dan diserahkan lebih dulu.
“Kalau ganja itu kebetulan pas saya ambil itu belum ready, tanggal 17 baru saya ambil,” imbuhnya.
Andres juga mengaku sempat menalangi dana pembelian narkoba tersebut. Ia kemudian menerima sejumlah uang dari Fariz RM untuk mengganti biaya yang telah ia keluarkan. “Saya terima 1,5 juta untuk sabu dan ganja,” pungkasnya.
Fariz RM sendiri didakwa oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) dengan tuduhan berlapis. Ia dijerat Pasal 114 ayat (1) UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika sebagai pengedar, serta Pasal 112 ayat (1) UU Narkotika karena diduga memiliki dan menyimpan sabu.
Pelantun “Sakura” ini juga dikenakan Pasal 111 ayat (1) UU Narkotika jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP atas dugaan menyimpan ganja dalam bentuk tanaman. Jika terbukti bersalah, Fariz RM terancam hukuman penjara yang tidak main-main, mulai dari 12 hingga 15 tahun. HUM/GIT