SIDOARJO, Memoindonesia.co.id – Kisah nostalgia masa sekolah kerap menyimpan cerita unik yang tak lekang oleh waktu. Seperti kisah persahabatan 40 alumni SMA Negeri 1 Sidoarjo (Smanisda).
Kini, 12 di antaranya menjalani ibadah umrah bersama setelah menjalin tali persahabatan selama 20 tahun. Mereka berangkat ke Tanah Suci pada 12 April 2025 dan rencananya kembali ke Tanah Air pada 22 April 2025.
Para alumni Smanisda itu menamai diri sebagai Sempoe Smanisda, merujuk pada angkatan mereka dan keunikan kisahnya.
Ke-12 alumni tersebut yakni, Gagah Eko Wibowo, Irwan, Setyo, Arya, Fajar, Judiet, Hendra, Hendrik, Abil, Luthfi, Budi, dan Ubaid dikenal sebagai anak-anak yang aktif.
Namun, kadang kelewat aktif. Tak jarang guru-guru dulu menjuluki mereka sebagai “rombongan bandel” di kelas. Namun siapa sangka, dua dekade setelah kelulusan, 12 sahabat ini justru menorehkan kisah menyentuh. Berangkat bersama ke Tanah Suci untuk berumrah.
“Dulu kami memang sering bikin repot guru. Tapi siapa sangka, ternyata pertemanan kami bisa membawa kami ke titik ini,” ungkap Gagah Wibowo, salah satu anggota Sempoe, saat dihubungi dari Mekkah.
Tak hanya sekadar reuni, perjalanan ini menjadi bentuk transformasi spiritual dan refleksi hidup bagi mereka. Umrah bersama bukan ide spontan. Ini adalah hasil dari obrolan panjang yang dimulai sejak beberapa tahun lalu di grup WhatsApp, lalu tumbuh menjadi tekad bersama.
“Kami ingin ada kenangan yang bukan hanya untuk kami, tapi juga punya makna. Umrah bareng sahabat lama, itu seperti mimpi. Saat ini hanya 12 alumni, Insya Allah ke depan nanti ada yang berangkat umrah bareng-bareng lagi,” imbuh Gagah Eko Wibowo, Owner Hotel Aston Inn Jemursari, Surabaya dan Hotel Alana, Malang ini.
Meski kehidupan membawa mereka ke jalan berbeda, ikatan pertemanan mereka tak pernah putus. Setiap tahun mereka rutin berkumpul, dan tak jarang saling bantu dalam suka dan duka.
“Niatnya sama: ingin ibadah, ingin bareng. Persahabatan kami jadi bekal spiritual juga,” ujar Gagah.
Kisah Sempoe Smanisda tak hanya tentang nostalgia dan perjalanan religi. Ini juga tentang arti loyalitas, persaudaraan, dan perubahan positif. Mereka berharap, kisah ini bisa menginspirasi adik-adik kelas di SMAN 1 Sidoarjo.
“Kami dulu sering ditegur karena bandel. Tapi justru karena itu, kami jadi dekat dan saling jaga sampai sekarang,” ujar pria yang memiliki hobi motor gede ini.
“Kalau kami bisa tetap kompak sampai ke Tanah Suci, siswa-siswa Smanisda sekarang harus lebih dari itu. Bangun pertemanan yang sehat, saling dukung dan jangan lepas silaturahmi,” pesannya.
Perjalanan umrah Sempoe Smanisda kini menjadi simbol dari sebuah ikatan yang tidak hanya tertambat pada kenangan masa lalu, tapi juga pada tujuan hidup yang lebih bermakna.
Sebuah bukti bahwa pertemanan sejati bukan hanya tentang tawa di bangku sekolah, tapi juga soal melangkah bersama dalam kebaikan, hingga ke Tanah Suci. HUM/CAK