JAKARTA, Memoindonesia.co.id – Pria berinisial IA (48) tewas ditembak di rest area KM 45 Tol Tangerang-Merak. Bos rental ini ditembak saat mengejar-ngejar mobil miliknya yang digelapkan para pelaku.
Polisi menetapkan empat orang sebagai tersangka dalam kasus ini. Tiga oknum anggota TNI AL juga ikut dijerat di Puspomal atas keterlibatannya dalam insiden penembakan yang terjadi pada Kamis, 2 Januari 2025.
Pusat Polisi Militer Angkatan Laut (Puspomal) menelusuri dugaan keterlibatan 3 oknum anggota TNI AL dalam kasus penembakan di Km 45 Tol Tangerang-Merak. TNI AL berjanji tidak akan menutup-nutupi proses pengusutan ini.
“TNI AL sangat menghormati proses hukum dengan junjung tinggi asas praduga tak bersalah. Dalam penjelasan ini, tak ada yang ditutup tutupi, semua terbuka,” kata Pangkoarmada RI Laksamana Madya Denih Hendrata dalam konferensi pers, Senin 6 Januari 2025.
Adapun ketiga oknum Anggota TNI AL yang dimaksud ialah Sersan Satu (Sertu) AA, Sertu RH, dan Kelasi Kepala KRI (KLK) BA. TNI AL memastikan pihaknya akan menindak tegas oknum anggotanya yang terbukti bersalah.
Aksi penembakan ini melibatkan oknum anggota dari Satuan Kopaska adalah Komando Pasukan Katak, unit khusus elite milik TNI AL. Adapun satu orang tentara lain dalam peristiwa itu berasal dari kapal tanker milik TNI AL.
Kasus ini berawal ketika tersangka Ajat Supriatna atau AS menyewa mobil Honda Brio bernopol B-2696-KZO milik IA. Akan tetapi, Ajat malah menggelapkan mobil tersebut kepada sindiktanya.
Mobil tersebut kemudian berakhir di tangan seorang oknum anggota TNI AL. IA sendiri melacak mobilnya melalui GPS yang masih aktif.
Saat itu IA mengetahui mobilnya berada di Pandeglang, Banten. Pada Kamis 2 Januari 2025, IA dan rekan-rekannya mencari mobil itu dan menemukannya di rest area Km 45 Tol Tangerang.
IA dkk mencoba mengambil alih mobil itu hingga terjadi keributan dan berujung penembakan menyebabkan IA tewas. Berikut fakta-faktanya, Selasa 7 Januari 2025.
1. Awal Mula Mobil Digelapkan
Kapolda Banten Irjenpol Suyudi Ario Seto mengungkapkan awal mula penggelapan mobil tersebut. Berawal ketika tersangka Ajat Supriatna atau AS menyewa mobil kepada IA, tetapi malam menggelapkan mobil tersebut.
“Setelah dia (AS) menyewakan diserahkan kepada saudara IH yang saat ini masih (masuk) DPO (daftar pencarian orang),” kata Irjenpol Suyudi dalam konferensi pers di Koarmada, Jakarta, Senin 6 Januari 2025.
IH yang merupakan sindikat penggelapan mobil ini menyiapkan KTP dan kartu keluarga (KK) palsu atas nama Ajat Supriatna, yang menjadi syarat kelengkapan dokumen penyewaan mobil. Setelah menyewa mobil, Ajat menyerahkan mobil itu kepada IH.
Dari tangan IH, mobil tersebut dijual kepada RH seharga Rp 23 juta. RH kemudian menjual kembali mobil tersebut kepada oknum anggota TNI AL Sertu AA melalui SY, dengan harga yang lebih tinggi.
“Kemudian, dari saudara RH, baru (mobil tersebut) diserahkan atau dijual kepada AA oknum TNI AL melalui saudara SY, harganya sudah naik, dinaikin jadi Rp 40 juta,” tuturnya.
2. Empat Orang Tersangka Dijerat
Polisi menetapkan empat orang tersangka dalam kasus ini. Dua orang tersangka sudah ditangkap dan dua orang lainnya masih dalam pengejaran
“Tersangka empat orang, dua di antaranya DPO dalam pengejaran,” kata Kabid Humas Polda Banten Kombespol Didik Hariyanto, Senin 6 Januari 2025.
Empat tersangka itu adalah Ajat Supriatna alias AS (29), IS (39), IH (DPO), dan RM (DPO).
3. Tiga Oknum TNI AL Tersangka
Di sisi lain, Pusat Polisi Militer TNI Angkatan Laut (Puspomal) juga memproses oknum TNI AL yang terlibat dalam penembakan tersebut. Tiga oknum anggota TNI AL ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Puspomal.
“Jadi anggota ini sekarang sudah ditahan di tempat kami. Dan sesuai dengan surat penahanan sudah kami terima, dan itu karena hari Sabtu 4 Januari 2025 anggota sudah kita amankan,” kata Laksamana Muda Sasmita, dalam konferensi pers di Markas Koarmada, Jakarta, Senin 6 Januari 2025.
Saat itu, karena masih proses penyelidikan, pihaknya belum menetapkan ketiganya menjadi tersangka kasus tersebut. Namun, karena saat ini sudah ada bukti, ketiganya telah ditetapkan menjadi tersangka.
“Karena masih dalam proses lidik (penyelidikan), belum kami tetapkan (tersangka). Sekarang sudah ada tanda-tanda dan bukti, maka yang bersangkutan masuk proses penyidikan dan sudah kami tetapkan (tersangka),” ucapnya.
Ketiga oknum anggota TNI AL tersebut adalah Sertu AA, Sertu RH, dan Kelasi Kepala KRI Bontang RA.
4. Peran Para Tersangka
Kabid Humas Polda Banten Kombespol Didik Hariyanto mengungkap peran para tersangka. Tersangka AS sebagai orang yang melakukan penggelapan mobil Honda Brio milik korban dengan cara menyewa kendaraan tersebut.
“Dan setelah mobil dikuasai selanjutnya mobil diserahkan (tersangka AS) kepada Saudara IH untuk dijual,” imbuh Didik.
Selanjutnya, tersangka IS berperan sebagai orang yang menjual mobil Honda Brio milik korban. Sedangkan tersangka IH (DPO) merupakan orang yang menyuruh tersangka Ajat Supriatna untuk melakukan penggelapan mobil.
“Dengan cara melakukan sewa kendaraan di Makmur Jaya Rental Mobil dan juga orang yang menyiapkan KTP dan kartu keluarga (KK) palsu atas nama Ajat Supriatna untuk dijadikan sebagai syarat dokumen penyewa kendaraan dan juga orang yang menjual mobil Honda Brio kepada Saudara RM,” jelasnya.
“RM (dalam pengejaran) perannya yang mencabut GPS dan menjual mobil Honda Brio milik korban kepada Saudara IS,” imbuhnya.
5. Satu Oknum TNI AL Menembak
Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) Laksamana Madya Denih Hendrata mengungkapkan awalnya dirinya menerima laporan terkait penembakan itu, pada 2 Januari 2025 malam sekitar pukul 20.00 WIB. Informasi yang diterima Pangkoarmada adalah bahwa ada tiga anggotanya yang berada di Pangkalan Pondok Dayung Tanjung Priok Jakarta Utara telah mengalami pengeroyokan.
“Di mana mereka mengalami pengeroyokan oleh sekitar 15 orang tak dikenal di Rest Area KM 45 Tol Merang-Tangerang,” kata Denih di Koarmada, Jakarta, Senin 6 Januari 2025.
Peristiwa pengeroyokan itu disebabkan oleh pembelian mobil. Dalam peristiwa itu, salah satu tentara melepaskan tembakan yang menewaskan satu orang dan melukai satu orang.
“Insiden berpangkal dari permasalahan pokok yaitu pembelian mobil. Dalam insiden tersebut diakui bahwa salah satu anggota melakukan tindakan penembakan. Setelah diketahui, kejadian mengakibatkan korban, satu orang meninggal dunia dan satu orang luka-luka,” kata dia.
6. Polda Banten Tindak Tegas Oknum Tak Profesional
Kapolda Banten Irjenpol Suyudi Ario Seto mengungkap adanya ketidakprofesionalan anggotanya dalam menerima laporan pemilik rental mobil yang berujung penembakan di rest area Km 45 Tol Tangerang-Merak. Irjen Suyudi memastikan anggota tersebut akan ditindak tegas sesuai dengan aturan.
“Hasil pemeriksaan Propam di Polda Banten, telah ditemukan adanya pelanggaran adanya ketidakprofesionalan terhadap anggota Saudara Deri Andriani karena tidak respons laporan masyarakat yang seharusnya melakukan pendampingan untuk mengamankan kendaraan Honda Brio yang diduga akan digelapkan karena sudah ada penonaktifan GPS 2 buah,” jelas Irjenpol Suyudi dalam konferensi pers di Markas Koarmada, Jakarta Pusat, Senin 6 Januari 2025.
“Tentunya akan kita tindak tegas anggota ini baik secara etika yang sanksinya bisa berupa demosi maupun terberat PTDH,” tegasnya.
7. GPS Mobil Dicabut Pelaku
Kapolda Banten Irjenpol Suyudi Ario Seto mengungkap penyebab bos rental melacak mobil Brio warna oranye yang disewa hingga berujung tewas ditembak. Dia mengatakan ada tiga GPS di mobil itu, namun dua di antaranya mati.
Hal tersebut dijelaskan Suyudi dalam konferensi pers di Markas Koarmada, Jl Gunung Sahari, Jakarta Pusat, Senin 6 Januari 2025. Suyudi awalnya menyatakan mobil tersebut disewa oleh warga Pandeglang bernama Ajat Suprianta (AS).
Ternyata mobil itu diserahkan oleh AS ke IH yang kini masih diburu. IH diduga menyiapkan KTP dan KK palsu untuk proses penjualan mobil itu.
Mobil rental tersebut ternyata dijual ke RH seharga Rp 23 juta. RH kemudian menjual mobil itu ke AA yang merupakan prajurit TNI AL seharga Rp 40 juta.
Setelah itu, pemilik rental mulai mencari mobil. Suyudi mengatakan mobil itu awalnya disewa untuk perjalanan ke Sukabumi, namun GPS yang masih hidup menunjukkan mobil berada di Pandeglang, Banten.
“Rencananya disewa itu untuk digunakan ke daerah Sukabumi, di dalam kendaraan itu sudah terpasang tiga GPS, satu GPS masih aktif, dua tidak aktif. Karena dua GPS ini mati, maka si pemilik rental, saudara Agam, dan ayahnya, dan juga stafnya keluarganya melakukan pencarian secara sendiri secara mandiri sehingga menemukan informasi kalau mobil ini ada di sekitar Pandeglang,” kata Suyudi.
Dia mengatakan pencarian itu membawa mereka ke rest area Km 45 Tol Tangerang pada Kamis 2 Januari 2025. Dia menyebutkan terjadi tarik menarik di lokasi itu hingga berujung penembakan oleh oknum TNI AL yang kini juga telah diproses hukum. Peristiwa penembakan itu menyebabkan IA (48) tewas dan korban lain berinisial R (59) terluka.
“Dilakukan pencarian ke arah sana secara mandiri, sampai dengan kendaraan ini berpindah tempat sampai di Km 45 di situlah terjadi upaya perampasan atau pengambilalihan dari pihak rental tapi karena adanya situasi yang agak tarik menarik di sana sehingga terjadilah penembakan,” ujarnya. HUM/GIT