SURABAYA, Memoindonesia.co.id – Acara syukuran kemenangan Eri Cahyadi-Armuji pada 27 Desember 2024 di Kantor DPC PDIP Surabaya diduga malah menimbulkan perpecahan internal di kalangan kader PDI Perjuangan Kota Surabaya.
Wakil Walikota Surabaya terpilih, ArmujiĀ merasa ditelikung dan ada dugaan kesengajaan untuk tidak diundang dalam kegiatan di Jalan Setail tersebut. Politisi senior ini merasa undangan tasyakuran baru diterima beberapa jam sebelum pelaksanaan syukuran digelar.
Sedangkan undangan untuk Walikota Surabaya terpilih Eri Cahyadi saat dikonfirmasi oleh Armuji terkait undangan tersebut, menyampaikan bahwa menerima undangan sejak Sabtu minggu lalu.
Kekesalan atas perlakuan diskriminasi oleh Pengurus Cabang PDIP Surabaya disampaikan langsung oleh mantan Ketua DPRD Surabaya saat memberikan sambutan dihadapan peserta tasyakuran yang terdiri dari Pengurus Cabang, Kecamatan, Kelurahan dan juga dihadiri oleh Ustadz Yoyok dan Gus Fahmi.
“Saya masih memegang KTA PDIP, lah kok ada diskriminasi, yok OPO Iki carane, “ujar kader senior PDIP ini.
Kekesalan Armuji ditujukan kepada Achmad Hidayat, Wakil Sekretaris PDIP Surabaya. Pasalnya undangan untuk Eri Cahyadi sudah diantar satu minggu sebelumnya. Sedangkan undangan untukĀ Armuji baru diberikan hari itu, tepatnya pukul 14.15.
Armuji kemudian meminta stafnya, yaitu Ilham untuk melakukan pengecekan ke DPC. Dan Armuji kaget setelah mendapat penjelasan Ilham, yang ternyata memang awalnya tidak ada undangan untuknya. Dari fakta ini, Armuji menangkap memang ada faktor kesengajaan untuk tidak mengundang dirinya..
Dalam forum itu juga, Armuji menyindir Achmad Hidayat dengan ungkapan terpaksa ‘menyepil’ yang merupakan bahasa anak muda. Lebih jauh Armuji juga mengatakan kepada Achmad Hidayat yang masih muda agar bertindak tenang dan tidak galau, segala sesuatu harus didasari pikiran jernih dan hati bersih.
“Tenang ya dik Achmad, jangan bengong, jangan galau. Ini kritik untuk awakmu. Arek enom kudu semangat, pikiran yang jernih hati yang bersih. Tapi Iki kok bedo, tendensius dan arogan sekali,” beber Armuji.
Informasinya, banyak spekulasi beredar bahwa tindakan Achmad Hidayat ini terkait dengan keinginan menjadi sekretaris kembali pada periode selanjutnya. Sedangkan Armuji disebut-sebut sebagai kandidat kuat yang akan berhadapan dengan calon Ketua Cabang yang didukung Achmad Hidayat. Dan upa ini dianggap Armuji sebagai upaya yang sengaja mendiskreditkan.
Terpisah, Achmad Hidayat saat dikonfirmasi membantah jika ada kesengajaan untuk tidak diundang dalam tasyakuran. Bahkan sebelum acara hari Jumat, ia sudah mengingatkan kembali dengan menelepon dan menyampaikan lewat pesan whatsapp.
“Tidak mungkin saya sengaja tidak mengundang, beliau itu senior saya. Kalau dulu kita undang langsung, tapi sekarang kita lewatkan staf. Malah sebelum acara pukul 18.00, saya telepon Cak Ji, tidak diangkat. Saya juga sempat kirim pesan WA pukul 19.00 mengingatkan lagi, agar jangan lupa datang ke pengajian. Cak Ji datang pukul delapan malam lebih,” ujar Achmad.
Atas kejadian ini, Achmad hanya menganggap sebatas kesalahpahaman saja, tidak ada maksud lain yang tidak perlu untuk diperpanjang.
“Yang jelas, sekarang ini prinsip PDI Perjuangan itu konsennya pada konsentrasi untuk mengamankan ibu Ketua Umum dan HUT partai,” pungkas Achmad. HUM/CAK