MemoIndonesia.co.id
  • Beranda
  • Nasional
  • Pemerintahan
  • Politik
  • Hukum
  • Ekbis
  • Pendidikan
  • Seni Budaya
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Indeks
MemoIndonesia.co.id
  • Beranda
  • Nasional
  • Pemerintahan
  • Politik
  • Ekbis
  • Hukum
  • Gaya Hidup
  • Foto
  • Indeks
Search
  • Kategori Berita
    • Nasional
    • Pemerintahan
    • Politik
    • Hukum
    • Peristiwa
    • Pendidikan
    • Ekbis
    • Seni Budaya
    • Olahraga
    • Religi
    • Gaya Hidup
    • Hiburan
  • Link Terkait
    • Redaksi
    • Tentang Kami
    • Kontak
    • Disclaimer
    • Privacy Policy
    • Pedoman Media Siber
Have an existing account? Sign In
Follow US
Copyright 2023 - MemoIndonesia.co.id

Cerita Teman GM saat Ditembak Aipda Robig: Kaget, Langsung Nodong

Publisher: Redaktur 10 Desember 2024 8 Min Read
Share
Aipda Robig masuk ruang sidang etik Polda Jateng, Senin 9 Desember 2024.
Ad imageAd image

SEMARANG, Memoindonesia.co.id – Salah seorang siswa SMKN 4 Semarang yang jadi korban penembakan Aipda Robig, inisial A (18), kini sudah sembuh. Saat ditemui wartawan di sekolahnya, A menceritakan kronologi penembakan itu yang menewaskan adik kelasnya, GM (17).

A mengatakan luka bekas jahitan di dada kirinya akibat tembakan Aipda Robig sudah mulai membaik. Namun, bekas luka itu masih ditutupi kain kasa.

“(Kondisi sekarang) Baik, sehat, lukanya sudah sembuh. (Trauma?) Nggak, malah nggak tak (saya) pikir, cuma ya udah masalah biasa,” kata A di SMKN 4 Semarang, Kecamatan Semarang Selatan, Senin 9 Desember 2024.

Penembakan itu terjadi di Jalan Candi Penataran, Semarang, Minggu 24 November 2024 dini hari. GM meninggal setelah tertembak di pinggul. Juga ada dua korban lain yang terluka, yaitu inisial A dan S. A terluka di dada karena terserempet peluru. Sedangkan S terkena peluru di tangan kiri. Mereka bertiga siswa SMKN 4 Semarang.

A mengatakan, sore sebelum kejadian, dia bersama S dan GM sempat latihan Paskibra. A tidak menyebut lokasi mereka berlatih. Setelah latihan, mereka bubar.

Malam harinya, mereka berkumpul lagi untuk makan dan nongkrong di sebuah warung. Total ada tujuh orang saat itu, termasuk A, S, dan GM. Mereka naik tiga motor. A juga menampik pernyataan polisi yang mengatakan malam itu dia hendak tawuran bersama GM.

“Itu kan sorenya habis melatih (Paskibra). (Setelah selesai latihan) Terus pulang dulu. Habis Isya baru keluar, main di tongkrongan, nama tempatnya nggak tahu. Di sekitar situ juga,” ujar A.

Setelah nongkrong, mereka lalu hendak pulang. Dalam perjalanan pulang itu, A memboncengkan S. Sedangkan GM diboncengkan oleh teman yang lain.

“Pertama (motor) kita iring-iringan, terus lihat ada yang nodong, terus pada kenceng (bawa motornya). Saat itu kita mau pulang,” kata A.

Baca Juga:  Ayah Christiano Tarigan Buka Suara: Bantah Beri Uang ke Keluarga Korban Kecelakaan Maut BMW

“Tiga motor (masing-masing berboncengan) 3, 2, 2. GM (ikut) motor pertama. Motor kedua temannya S. Saya (memboncengkan S) motor ketiga, posisi paling belakang,” sambung dia.

Dalam perjalanan pulang itu, menurut A, tiba-tiba ada orang yang langsung menodongkan pistol ke arah mereka. Hal itu membuat mereka takut dan langsung menghindar. Orang itu belakangan diketahui bernama Aipda Robig Zaenudin, anggota Satreskoba Polrestabes Semarang.

“(Ketemu polisi di tengah jalan?) Iya, kaget itu, (polisi) langsung nodong kok. Saya posisi ketembak kan tangan satu. (Nahan sakit?) Iya. Habis ketembak, dor, langsung lemes,” ucap A.

A menjelaskan, saat itu Aipda Robig berada di tengah jalan dan menodongkan pistolnya ke arah dirinya dan GM. Menurutnya, Aipda Robig menghadang di sisi kanan A dan teman-temannya.

“(Polisi pas nodong teriak sesuatu?) Nggak ada, nggak ada, langsung dor, dor, langsung aja. Kaget,” ujar A.

A mengatakan, salah satu peluru yang ditembakkan Aipda Robig itu menyerempet dadanya lalu mengenai tangan S yang dia boncengkan.

Usai tertembak, A mengaku langsung pulang ke rumah dan tidur. Setelah itu ia mendapat jahitan di dada kirinya.

“S (juga posisinya) sadar, cuma nggak tahu kalau pelurunya masuk, dikiranya cuma efek samping. Tapi saya sadar saya kena peluru, saya mikir, masuk nggak ya (pelurunya). Pelurunya sama, nyerempet (dada saya) terus masuk ke tangan S yang saat itu di pundak saya,” kata A.

“(Habis itu nggak ke RS?) Pulang dulu, ganti baju, tidur. Soalnya habis itu nganter S ke temannya. Sampai pagi nggak tahu kabar, tiba-tiba mau Magrib tahu-tahu (GM) sudah meninggal,” imbuhnya.

A menceritakan, pada Senin 25 November 2024, rumahnya didatangi pihak kepolisian yang memintanya dirinya untuk bertemu di minimarket. Saat polisi datang ke rumahnya, A sedang bermain ke salah satu mal di Kota Semarang.

Baca Juga:  Ini Harapan Komisi A DPRD Surabaya Terkait Kematian Pemain Band Usai Perform di Vasa Hotel

“Terus (saya) ditelepon adik. Adik saya itu ternyata posisi HP-nya dipegang polisi, polisi datang ke rumah. Posisi pas tidak ada orang tua itu polisi ke rumah. Adik saya kelas 3 SMP,” ujar A.

“Akhirnya saya diajak ketemuan di Indomaret BSB, ya sudah saya temuin. Awalnya saya mau dimintai keterangan. Terus ternyata rekonstruksi itu. Saya katanya mau dijadiin saksi,” sambungnya.

Kemudian pada Selasa 26 November 2024, saat A hendak berangkat magang, tiba-tiba dia diminta ke Mapolrestabes Semarang. Dalam posisi sudah mengenakan seragam sekolah, A pun datang ke Mapolrestabes Semarang.

“Saya tidak didampingi, sendirian saja, tidak dijemput. Jadi saya posisi mau magang, terus disuruh ke Polrestabes, saya datang. Katanya mau dimintai keterangan, sampai sana malah diajak prarekonstruksi,” bebernya.

Saat prarekonstruksi berlangsung, A mengaku berada di dalam mobil sehingga dirinya tidak tahu bagaimana jalannya prarekonstruksi yang dilakukan oleh pihak Polrestabes Semarang. Usai prarekonstruksi, handphone milik A disita polisi.

“Waktu prarekonstruksi saya tidak tahu, tidak paham karena saya dimasukkan ke mobil. Tidak lihat,” terangnya.

“(HP) Saya kumpulkan saja karena memang tidak ada apa-apa, tidak panik atau kenapa. Tapi ya memang tidak ada apa-apa,” imbuhnya.

Setelah kejadian itu A mengaku tidak trauma. Tapi sekarang dia tidak diizinkan lagi oleh orang tuanya untuk nongkrong hingga larut malam.

“Itu saya pertama kalinya keluar malam sampai jam segitu. Biasanya jam 22.00 WIB sudah sampai rumah, sudah tidur,” pungkasnya.

Penjelasan Polisi soal Posisi 3 Siswa Saat Kena Tembakan

Diberitakan sebelumnya, tiga siswa SMKN 4 Semarang terkena peluru tembakan polisi pada Minggu 24 November 2024 dini hari. Satu di antaranya meninggal dunia. Polisi menjelaskan posisi para korban saat kejadian hingga terkena timah panas.

Baca Juga:  6 Fakta Satpam Rumah Mewah Dibunuh Majikan Diduga karena Selisih Paham

Saat jumpa pers di Lobi Polrestabes Semarang, Rabu 27 November 2024, Kapolrestabes Semarang Kombespol Irwan Anwar menjelaskan saat itu terjadi tawuran antara geng Tanggul Pojok dan Seroja. Kemudian anggota Satreskoba Polrestabes Semarang, Aipda Robig melintas dan hendak membubarkan.

“Peristiwa ini kita sudah lakukan pemeriksaan terhadap 17 orang yang terkait dan terlibat dalam peristiwa ini,” kata Irwan di Lobi Polrestabes Semarang, Kecamatan Semarang Selatan, Rabu 27 November 2024.

Dalam jumpa pers itu dihadirkan empat tersangka tawuran yang tiga di antaranya masih di bawah umur. Mereka mengakui ada tawuran mulai Jalan Simongan hingga Candi Penataran.

Peristiwa penembakan ada di Jalan Candi Penataran di depan minimarket. Ada tiga korban yaitu GM, A, dan S. Sedangkan tembakan yang dilepas ada dua kali tembakan.

“Korban ada tiga. Ada dua kali tembakan. Pertama. Ini kesimpulan sementara, akan berkembang,” kata Irwan saat itu.

Tembakan pertama mengenai korban tewas, GM (17) yang berboncengan tiga dan dia berada di tengah. Peluru mengenai pinggangnya. Sedangkan tembakan kedua menyerempet dada A yang berboncengan dengan S. Peluru itu kemudian mengenai tangan kiri S yang posisinya merangkul A dari belakang.

“Pertama mengenai pinggang almarhum. Kedua mengenai S dan A. Itu satu peluru. Posisi begini (memperagakan posisi S yang membonceng A),” jelas Irwan.

Korban G saat kejadian berboncengan tiga dengan tersangka berinisial D. Tersangka D duduk paling belakang, G ada di tengah, dan pengemudi adalah tersangka berinisial R.

“Betul ini kendaraanmu? Almarhum tengah? Depan R?” tanya Irwan kepada tersangka D yang dijawab dengan “Iya”.

Terkait kasus ini, polisi menyita sejumlah senjata tajam dan kasus penembakan ditangani Polda Jateng. Aipda R sudah ditahan dan menjalani sidang etik di Polda Jateng. HUM/GIT

TAGGED: Aipda Robig, Polda Jateng, Sidang Etik, SMKN 4 Semarang, tewas
Share this Article
Facebook Twitter Pinterest Whatsapp Whatsapp Print
What do you think?
Love0
Sad0
Happy0
Sleepy0
Angry0
Wink0
Leave a comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ad imageAd image

BERITA TERKINI

Cemburu Buta Berujung Maut, Pria di Muara Angke Bunuh Rekan Kerja
15 Juni 2025
Ayu Ting Ting Punya Pacar Baru?
15 Juni 2025
Kades Nyawer di Kelab Malam, Dana Desa Karangsari Cirebon Terancam Ditahan
15 Juni 2025
Innalillahi, Wakil Ketua PWNU Jatim dan Istri Meninggal dalam Kecelakaan Maut di Tol Paspro
15 Juni 2025
Kemendagri Berupaya Cari Titik Temu Sengketa 4 Pulau Aceh dan Sumut, Presiden Prabowo Turun Tangan!
15 Juni 2025
Ad imageAd image

NASIONAL

Kemendagri Berupaya Cari Titik Temu Sengketa 4 Pulau Aceh dan Sumut, Presiden Prabowo Turun Tangan!
15 Juni 2025
Skandal Taman Nasional Tesso Nilo: Jaksa Agung Temukan Dugaan Korupsi dan Dokumen Palsu
14 Juni 2025
Eks Ketua PN Surabaya Klaim Pesan ‘Jangan Lupakan Aku’ Hanya Pamitan, Saksi Tetap Bersikukuh Permintaan Jatah!
14 Juni 2025
Dua Hakim Pembebas Ronald Tannur Bersaksi di Sidang Mantan Ketua PN Surabaya
14 Juni 2025

TERPOPULER

Skandal Taman Nasional Tesso Nilo: Jaksa Agung Temukan Dugaan Korupsi dan Dokumen Palsu
14 Juni 2025
Ketua KPK Siap Tuntaskan Tunggakan Kasus Korupsi!
14 Juni 2025
Ayu Ting Ting Punya Pacar Baru?
15 Juni 2025
Hakim Pembebas Ronald Tannur Akui Sisihkan SGD 20 Ribu untuk Eks Ketua PN Surabaya
14 Juni 2025

Baca Berita Lainnya:

Hukum

Cemburu Buta Berujung Maut, Pria di Muara Angke Bunuh Rekan Kerja

Hiburan

Ayu Ting Ting Punya Pacar Baru?

Jawa Barat

Kades Nyawer di Kelab Malam, Dana Desa Karangsari Cirebon Terancam Ditahan

Peristiwa

Innalillahi, Wakil Ketua PWNU Jatim dan Istri Meninggal dalam Kecelakaan Maut di Tol Paspro

MemoIndonesia.co.id

Memo Indonesia adalah media online yang menyajikan beragam informasi dari seluruh sudut nusantara.

Quick Links
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
  • Pedoman Pemberitaan Ramah Anak
About US
  • Kontak
  • Tentang Kami
  • Karir
  • Redaksi

Copyright 2023 – MemoIndonesia.co.id

Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?